BANDUNG,TM.ID: Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit asal Aceh, Aidil Azmi yang memimpin pertandingan kontra Bali United. Menurutnya, kepemimpinan wasit Aidil Azmi memang sangat buruk di laga tersebut.
Dibandingkan dengan wasit asal Jepang, Futoshi Nakamura di laga kontra Persita Tangerang, pria asal Kroasia itu merasa Aidil Azmi terlihat tidak kompeten untuk memimpin pertandingan di Liga 1. Pasalnya ada banyak keputusan keliru hingga mempengaruhi jalannya pertandingan.
Lanjut Bojan, perlu ada tindakan terhadap wasit yang tidak dalam performa terbaiknya saat memimpin sebuah pertandingan. Satu hal yang Bojan tekankan ialah perihal edukasi bagi wasit-wasit yang kerap melakukan kesalahan.
“Saya rasa kalian bisa melihatnya. Siapa yang lebih baik? Meski saat itu kami kalah. Itu alasan kenapa saya berkata, wasit hari ini yang ‘kalah’. Tetapi, tidak bisa selamanya menyalahkan wasit. Kalian tahu apa masalahnya? Edukasi,” tegas Bojan.
BACA JUGA: Dugaan Bojan Hodak Benar, Bali United Pentingkan Persib Ketimbang Piala AFC
Kata Bojan, wasit yang didatangkan langsung dari Jepang memang jauh lebih teredukasi dalam menghadapi sejumlah situasi. Hal ini dirasa Bojan harus menjadi perhatian khusus agar wasit di Indonesia belajar banyak demi menjaga marwahnya sebuah pertandingan.
Bojan sadar, pengadil di dalam suatu pertandingan tetaplah manusia yang tak luput dari kesalahan. Namun yang terpenting adanya tindakan nyata agar wasit tersebut bisa dibina sehingga bisa kembali menunjukan performa terbaiknya saat ditugaskan nanti.
“Wasit dari Jepang memiliki edukasi yang lebih baik dari wasit Indonesia, jadi tidak bisa langsung menjadi wasit yang top. Memang menjadi wasit harus memiliki talenta, sama seperti pesepakbola. Tapi tentu dibutuhkan edukasi. Pemain, pelatih dan wasit sama, perlu diedukasi lebih dini sehingga menjadi lebih baik.” ujar pria berkepala plontos itu.
Jika dikomparasikan dengan pemain, tentu wasit juga harus memiliki jam terbang panjang dengan memimpin sebuah pertandingan di kelas terendah hingga tinggi. Hal ini bertujuan agat wasit teredukasi dengan baik dan mampu melewati beberapa rintangan.
“Intinya adalah pengalaman, ini sama halnya dengan wasit.” tutupnya.
(RF/Budis)