BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Dilaporkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 243 jiwa terdampak banjir, tanah longsor, dan angin kencang di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Bencana ini mengakibatkan 46 kepala keluarga (KK) atau 96 jiwa mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman.
Sementara itu, 7 KK atau 19 jiwa lainnya masih terancam di wilayah yang rawan longsor dan banjir.
“Laporan yang diterima BNPB, satu orang meninggal dunia akibat tertimbun longsor,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya, Rabu (4/12/2024).
Ia menyampaikan, kerugian material yang tercatat hingga saat ini. Meliputi kerusakan pada 36 unit rumah rusak ringan, 3 unit rumah rusak sedang, dan 1 unit rumah rusak berat akibat tanah longsor dan banjir.
Selain itu, terdaoat 10 unit rumah terendam banjir. Sementara, 6 fasilitas umum seperti jalan dan jembatan, mengalami kerusakan atau terputus.
“Kerusakan ini berdampak pada akses transportasi dan distribusi bantuan di wilayah terdampak,” ujarnya.
Dilaporkan, wilayah terdampak sebanyak 22 kecamatan di Kabupaten Sukabumi, dengan kerusakan yang bervariasi. Kecamatan yang paling parah terdampak antara lain Ciemas, Palabuhanratu, dan Simpenan.
“Banjir dan longsor terjadi hampir di setiap kecamatan, termasuk daerah-daerah yang sebelumnya dianggap aman,” ucap Muhari.
Di Kecamatan Ciemas, satu desa, yaitu Desa Rato, mengalami kerusakan yang signifikan akibat longsor yang menimbun rumah-rumah warga. Sedangkan di Kecamatan Palabuhanratu, Kelurahan Palabuhanratu juga terdampak parah dengan banjir yang menggenangi jalan-jalan utama dan rumah-rumah warga.
Sementara, di Kecamatan Simpenan, dua desa, Sangrawayang dan Loji, mengalami longsor yang mengancam pemukiman warga. Desa lainnya yang juga terdampak antara lain Desa Tegallega di Kecamatan Cidolog, Desa Ciengang di Kecamatan Gegerbitung, serta Desa Sirnaresmi di Kecamatan Cisolok.
Sedangkan, di Kecamatan Warungkiara, dua desa yakni Hegarmamah dan Ubrug juga mengalami kerusakan akibat banjir dan longsor yang terjadi secara bersamaan. Beberapa kecamatan lain yang terdampak bencana ini termasuk Lengkong, Cikembar, Bantargadung, dan Sukaraja, yang sebagian besar terendam air.
Selain itu, beberapa desa di Kecamatan Sukalarang, Cicurug, dan Curugkembar turut terimbas, meskipun dengan tingkat kerusakan yang bervariasi. Desa Mekartani di Kecamatan Cidadap juga terdampak oleh longsoran tanah, yang mengancam permukiman di sekitar lokasi tersebut.
BACA JUGA: Evakuasi Warga Terdampak Banjir Bandang Sukabumi, Dihadapkan Tantangan Berat
Saat ini, kata Muhari, BPBD Kabupaten Sukabumi sedang melakukan assessment untuk mengidentifikasi kerusakan dan kebutuhan mendesak. Fokus utama adalah memastikan evakuasi warga yang berada di lokasi-lokasi rawan longsor.
“Selain itu, upaya pemulihan infrastruktur, seperti jalan dan jembatan yang terputus, sangat penting untuk memulihkan aksesibilitas dan mendukung proses pemulihan kehidupan masyarakat terdampak,” ujarnya.
(Usk)