BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Dunia aplikasi pesan instan kini kedatangan pemain baru. Bitchat, yang dikembangkan oleh pendiri Twitter dan CEO Block, Jack Dorsey, menawarkan cara berkomunikasi yang sepenuhnya berbeda yakni tanpa internet dan tanpa jaringan seluler.
Jika sebelumnya nama-nama seperti WhatsApp, Telegram, dan Signal mendominasi pasar aplikasi pesan pribadi, kini Bitchat hadir sebagai alternatif yang menantang tatanan lama.
Dorsey memperkenalkan langsung aplikasi ini melalui akun pribadinya di platform X. Ia menyebut Bitchat sebagai hasil eksperimen pribadi untuk menciptakan sistem komunikasi privat berbasis Bluetooth dan teknologi enkripsi modern.
Namun, lebih dari sekadar proyek pribadi, Bitchat membawa gagasan baru: menciptakan komunikasi yang tahan sensor, anonim, dan bebas infrastruktur.
Chatting Tanpa Internet, Tanpa Sinyal
Tidak seperti aplikasi perpesanan kebanyakan, Bitchat tidak bergantung pada Wi-Fi maupun jaringan data. Sebaliknya, aplikasi ini menggunakan sistem Bluetooth mesh, memungkinkan perangkat saling terhubung dalam radius tertentu tanpa perantara server pusat.
Dengan teknologi ini, satu perangkat bisa bertindak sebagai pemancar untuk memperluas jangkauan pesan. Dorsey menyebut jangkauan pesan bisa mencapai lebih dari 300 meter, tergantung jumlah dan posisi perangkat yang aktif di sekitar.
Skema ini mengingatkan pada komunikasi berbasis IRC (Internet Relay Chat) yang bersifat lokal, namun kini dikemas ulang dengan pendekatan yang jauh lebih aman dan terenkripsi.
Dalam konteks tertentu seperti situasi darurat, lokasi tanpa sinyal, atau ruang-ruang terbatas seperti sekolah dan perkantoran Bitchat membuka kemungkinan baru dalam mengakses komunikasi.
Privasi Total Tanpa Akun dan Nomor Ponsel
Keunggulan utama Bitchat terletak pada arsitektur komunikasinya yang desentralistik. Tidak ada server pusat. Semua pesan bersifat peer-to-peer dan disimpan langsung di perangkat pengguna.
Enkripsi end-to-end diterapkan secara ketat dengan standar Curve25519 dan AES-GCM, memastikan percakapan tidak bisa diakses pihak ketiga.
Tak hanya itu, Bitchat tidak meminta akun, email, atau nomor telepon. Ini menjadikan pengalaman pengguna benar-benar anonim sebuah langkah radikal di tengah maraknya pelacakan data pengguna oleh layanan pesan populer.
Fitur lain yang turut dihadirkan antara lain: obrolan grup dengan kata sandi (Password Rooms), fitur mention dan favorites untuk diskusi yang lebih terorganisir, hingga sistem pengelolaan pesan yang ringan dan efisien.
BACA JUGA:
Fitur Repost di Instagram Segera Hadir, Bakal Ada Tab Khusus di Profil Kamu
Masih Beta, Tapi Sudah Mengancam WhatsApp
Saat ini, Bitchat tersedia dalam versi beta terbatas melalui platform TestFlight untuk pengguna iOS. Belum ada kepastian soal ketersediaan versi Android maupun sistem operasi lainnya.
Namun dalam whitepaper resminya di GitHub, tim pengembang Bitchat menekankan bahwa aplikasi ini dirancang sebagai jaringan komunikasi tahan sensor khususnya di wilayah dengan pembatasan informasi ekstrem.
Jack Dorsey juga menyebut rencana pengembangan selanjutnya mencakup dukungan terhadap WiFi Direct untuk meningkatkan kecepatan dan jangkauan komunikasi.
Dengan pendekatan yang radikal terhadap privasi, komunikasi lokal, dan desentralisasi, Bitchat memberi tekanan baru bagi pemain besar seperti WhatsApp dan Telegram yang masih bergantung pada infrastruktur internet dan server pusat.
Jika berhasil dikembangkan secara konsisten, Bitchat berpotensi menjadi solusi utama untuk komunikasi dalam situasi rawan bencana, lokasi terpencil, atau bahkan lingkungan politik yang represif.
Dalam dunia yang semakin terhubung namun rawan pengawasan, Bitchat hadir membawa satu pesan: mungkin masa depan komunikasi tidak memerlukan internet sama sekali.
(Haqi/_Usk)