BANDUNG, TEROPONGEDIA.ID — Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Johni Asadoma, melakukan kunjungan ke Kabupaten Nagekeo untuk meninjau langsung kondisi wilayah yang dilanda banjir bandang pada 7-9 September lalu.
Selama hampir tiga jam, Johni bersama rombongan melihat kerusakan infrastruktur, kondisi pengungsi, dan merumuskan langkah penanganan bersama pemerintah daerah serta instansi terkait.
Turut mendampingi rombongan dari Pemprov NTT antara lain Plt. Kalaksa BPBD NTT, Samuel Halundaka; Kadis Sosial NTT, Kanisius Mau, serta sejumlah pejabat teknis. Dari pihak Kabupaten Nagekeo, hadir Bupati Simplisius Donatus, Wakil Bupati Gonzalo Gratianus Muga Sada, serta unsur TNI, Polri, dan kementerian terkait.
Banjir dan longsor meninggalkan kerusakan parah: 27 bangunan irigasi hancur, 24 titik ruas jalan rusak sepanjang 57 km, dan 7 jembatan utama putus total. Selain itu, 40 rumah warga hanyut, 17 rusak berat, dan 48 mengalami kerusakan ringan.
Baca Juga:
Tim SAR Gabungan Masih Cari Korban Hilang Banjir Bandang di Nagekeo NTT
18 Desa Terisolasi, 5 Orang Meninggal Imbas Banjir Bandang di Nagekeo NTT
Data sementara mencatat 5 korban jiwa, 3 orang masih hilang, serta 16 warga luka-luka. Sebanyak 747 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat.
Pemerintah telah menyiapkan tenda darurat, dapur umum, serta menyalurkan bahan pangan. Sementara itu, PUPR, TNI, dan Polri fokus membuka akses jalan dan jembatan agar bantuan bisa menjangkau desa yang terisolasi.
Wagub Johni mengatakan bahwa distribusi bantuan harus tepat sasaran, terutama bagi anak-anak, lansia, dan keluarga yang paling terdampak.
Dia juga menyampaikan komitmen pemerintah untuk pemulihan bertahap, dari penanganan darurat hingga pembangunan jangka panjang.
Di Desa Sawu, Yosefina Meli Boa (35) menceritakan bagaimana ia dan anaknya selamat dengan berpegangan pada batang pohon saat arus deras menerjang. Namun, suami dan anaknya ditemukan meninggal tertimbun lumpur sehari kemudian. Warga berharap masa pencarian korban hilang diperpanjang agar semua bisa ditemukan dan dimakamkan secara layak.
Selain itu, kebutuhan mendesak seperti air bersih, makanan, dan tempat tinggal sementara juga disampaikan langsung kepada Wakil Gubernur NTT.
“Kami sekarang kekurangan air bersih. Bak penampung di hulu pecah, sehingga persediaan sangat terbatas,” ungkap seorang warga.
Menanggapi hal itu, Wagub Johni menegaskan pemerintah hadir bersama masyarakat.
“Atas arahan Presiden Prabowo, kami akan berupaya maksimal menanggulangi semua kerusakan dan memastikan masyarakat mendapat perlindungan, bantuan, dan harapan baru,” katanya, Sabtu (13/9/2025). (usamah kustiawan)