BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama sejumlah mitra menggelar simulasi tanggap bencana gempa bumi di SMP Negeri 1 Bandung, Kamis (28/8/2025).
Kegiatan ini menjadi langkah awal memperkuat kesiapsiagaan warga, mengingat Kota Bandung berada di kawasan rawan gempa akibat aktivitas Sesar Lembang.
Simulasi digelar melalui kolaborasi BPBD Kota Bandung, Dinas Pendidikan, Diskominfo, Perumda Tirtawening, serta Eiger Adventure. Dukungan juga datang dari Pewarta Balai Kota Bandung (PBB).
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menegaskan program ini tidak sekadar berhenti pada sosialisasi, tetapi akan terus diperluas ke sekolah, kantor, hingga lingkungan masyarakat.
Baca Juga:
BPBD Bandung Petakan Rumah Rawan Gempa, Warga Disiapkan Ruang Lindung Sederhana
Sesar Lembang Masuki Siklus Aktif, BPBD Bandung Gencarkan Edukasi Tanggap Gempa
“Secara historis, bencana besar terjadi setiap 1.450 tahun, dan kini sudah 570 tahun berlalu. Artinya, kita berada dalam siklus ulang potensi gempa. Karena itu, kami ingin masyarakat, terutama anak-anak, terlatih agar tidak panik saat bencana terjadi,” kata Erwin.
Erwin juga menambahkan, Pemkot Bandung tengah mendorong terbentuknya koordinator lapangan (korlap) penanggulangan bencana di setiap RW, kelurahan, dan kecamatan. Langkah ini akan dibarengi dengan pemasangan rambu evakuasi, audit jalur penyelamatan, dan pelatihan rutin bagi masyarakat.
“Dengan begitu, warga punya rujukan jelas ketika menghadapi situasi darurat,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Bandung, Didi Ruswandi, menyebut simulasi serupa sebelumnya sudah digelar di sekolah swasta, seperti BPK Penabur dan Bandung Islamic School. SMP Negeri 1 menjadi sekolah negeri pertama yang mengikutinya.
“Setiap hari tim hanya mampu melatih dua lokasi. Jadi, dalam seminggu rata-rata bisa menjangkau sekitar 10 titik. Ke depan, kami berharap sekolah dan komunitas bisa menyelenggarakan simulasi secara mandiri,” ujar Didi.
Selain praktik lapangan, BPBD juga menyiapkan materi edukasi berbasis video yang berisi prosedur evakuasi mandiri seperti drop, cover, hold, jalur evakuasi, hingga cara penyelamatan diri.
Sedangkan, Ketua Pewarta Balai Kota Bandung (PBB), Putra Prima Perdana, menegaskan tujuan kegiatan ini adalah membangun masyarakat yang tangguh bencana.
“Simulasi ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk menyiapkan warga sedini mungkin. Tidak hanya di sekolah, tapi semua sektor harus memahami bagaimana menyelamatkan diri saat gempa,” katanya.
Pemkot Bandung pun berharap seluruh lapisan masyarakat semakin siap menghadapi potensi bencana, sekaligus memperkuat budaya tanggap darurat di Kota Bandung. (Kyy/_Usk)