BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan perubahan nama Kabupaten Bandung Barat (KBB) karena dinilai kurang efektif membangun identitas mandiri. Hal ini disampaikannya dalam Rapat Paripurna Hari Jadi ke-18 KBB, Kamis (19/6/2025).
“Dari sisi branding, nama Bandung Barat sulit karena selalu mengingatkan pada Bandung. Ini hanya menunjukkan arah mata angin yang relatif,” ujar Dedi di hadapan 50 anggota DPRD KBB.
Dedi menjelaskan, proses penamaan awal KBB tahun 2007 penuh kompromi. Usulan nama Mandalawangi ditolak warga Padalarang, sementara nama Padalarang tidak diterima warga Lembang.
“Akhirnya dipilih Bandung Barat sebagai jalan tengah,” ucapnya.
Gubernur menyatakan kesiapan mendukung perubahan nama jika ada aspirasi masyarakat.
“Nama baru yang kuat secara sejarah dan budaya akan memberi wibawa lebih,” tegas Dedi.
Ia juga menggarisbawahi karakteristik unik KBB yang terbagi dalam dua kultur: perkotaan (Lembang-Batujajar) dan Sunda klasik (Cikalongwetan-Rongga).
BACA JUGA
Pengeroyokan Pelajar di Bandung Barat, Korban Alami Luka di Mata
Dedi menekankan pentingnya pembangunan berbasis ekologi dan kearifan lokal.
“Gunung harus jadi hutan, lembah untuk sawah. Ini kunci membangun identitas sekaligus menjaga keseimbangan alam,” pungkasnya mengutip falsafah Sunda.
Usulan ini memantik diskusi publik tentang pentingnya identitas daerah yang mandiri di tengah dominasi nama besar Bandung.
(Aak)