Awas Bandung Raya Lagi Ada Lautan Sampah, Sederet Fakta Taklukan Api di TPA Sarimukti

Pemprov Jabar masih berusaha untuk memedamkan kebakaran secara total yang terjadi di TPA Sarimukti. (Foto: Dang Yul)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Kawasan Bandung Raya meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kota Cimahi, terancam menjadi lautan sampah. Hal itu terjadi seiring belum padamnya api yang menyala di TPAS Sarimukti.

Sebab kebakaran telah berlangsung selama 12 hari, terhitung sejak Sabtu (19/8) lalu. Apalagi kebakaran sudah melalap empat zona yang terdiri dari Zona 1, Zona 2, Zona 3 dan Zona 4. Dimana kebakaran sudah membabat sekitar 16 hektare, dari total luas 32,4 hektare.

Kepala UPTD Pengelolaan Sampah TPS/TPA Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat, Arief Perdana menjelaskan, seiring dengan kondisi ini pihaknya menyiapkan lahan seluas dua hectare. Lokasinya tidak jauh dari areal TPAS Sarimukti, untuk menampung sampah yang telah menumpuk di TPS dan truk pengangkut dari empat kota/kabupaten, yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan KBB.

Lahan sementara tersebut sambung dia, akan menampung 8.689 ton sampah, maksimal 150 ritasi dengan rincian Kota Bandung 4.789 ton, Kabupaten Bandung 1.800 ton, Kota Cimahi 600 ton dan KBB 1.500 ton, sampai nantinya api di empat zona TPAS Sarimukti padam.

“Kami membuka lahan, masih di Sarimukti. Sebelah Utara pintu masuk. Tapi memang tidak bisa 100 persen, hanya 30 persen saja. Sekarang kita masih menunggu kepastian assessment. Kami berharap dua hari ini sudah ada keputusan, karena sekarang sedang dilihat dulu keamanannya. Melakukan penataan, jangan sampai menimbulkan bencana baru,” ujarnya dalam konperensi pers di Gedung Command Center, Kota Bandung, Rabu (30/8/2023).

Imbau Kurangi Produksi Sampah

Mengingat terbatasnya daya tampung darurat ini, Arief mengimbau kepada masyarakat khususnya Kota Bandung untuk mengurangi produksi sampah. Dia pun mendorong agar masyarakat dapat melakukan pengelolaan sampah sendiri, baik dengan pemanfaatan biopori untuk sampah organik, bank sampah dan lain-lain.

BACA JUGA: Pilah Sampah, Para Pemulung Dikerahkan Pemkot Bandung ke Tegalega

Terlebih kata dia, TPAS Sarimukti sejatinya telah overload dan harusnya sudah ditutup pada 2017 lalu. Hanya saja, seiring belum adanya tempat yang representatif, lokasi tersebut akhirnya tetap digunakan sampai sekarang.

“Kami sudah sepakat dengan pemerintah kota/kabupaten untuk mengurangi sampah. Paradigma sampah menjadi sumber daya sudah saatnya digalakkan. Apalagi seperti TPAS Sarimukti ini tidak murah. Jadi butuh kerjasama banyak pihak,” ucapnya.

Bandung Darurat Sampah

Dia menambahkan, bila nanti kebakaran TPAS Sarimukti sepenuhnya padam, pembuangan sampah akan kembali ke titik tersebut. Namun jumlahnya akan dibatasi dan hanya berupa residu dan sampah organik tidak diperkenankan dibuang.

“Empat kota/kabupaten seperti Kota Bandung hanya diperkenankan membuang sampah sebesar 628 ton per hari, Kabupaten Bandung 120 ton, Kota Cimahi 81 ton serta KBB 72 ton,” ungkapnya.

Arief melanjutkan, kebakaran tempat pembuangan sampah tidak hanya terjadi di TPAS Sarimukti. Tetapi juga hampir merata, termasuk di Jawa Barat seperti Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta. Maka dari itu kata dia, sudah saatnya bersama-sama untuk mengurangi sampah.

Masyarakat Alami Gangguan Pernafasan

Sedangkan mengenai dampak polusi di sekitar TPAS Sarimukti, Arief mengakui ada sekitar 200 orang masyarakat mengalami gangguan pernafasan. Oleh karena itu, Pemprov Jabar bersama stakeholder terkait telah membangun posko kesehatan.

“Asap yang tertiup angin, jangkauannya sampai 2 kilometer. Oleh karena itu BPBD mendirikan posko kesehatan. Masyarakat bisa berobat kesana. Vitamin, masker dan lain-lain sudah disiapkan. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dan tidak sampai mengungsi disana,” imbuhnya.

Disinggung mengenai efek penyiraman air ke titik kebakaran terhadap pencemaran lingkungan, khususnya ke sumber air masyarakat seperti sumur, dia yakin besar kemungkinan hal tersebut tidak akan terjadi, karena kawasan TPAS Sarimukti telah dibekali Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

“Selama air jatuh ke landfill, masuk ke IPAL. Tidak ada masalah. Ini bisa kita atasi. Selama jatuh ke IPAL, enggak ada masalah,” tuturnya.

Pakai TPPAS Legok Nangka

Sementara itu soal potensi penggunaan TPPAS Legok Nangka, dalam menghadapi situasi ini. Arief menjelaskan lokasi tersebut tidak bisa digunakan, karena disana telah disepakati sebagai tempat pengolahan dan bukan pembuangan sampah. Sehingga dikhawatirkan akan memicu konflik sosial di masyarakat sekitar, apabila sampah yang ada saat ini dipaksakan dibuang disana.

“Dalam dokumen lelang, lahan disana harus keadaan kosong. Dikhawatirkan kalau dipaksakan akan mendapat keluhan dari masyarakat dan Sumitomo sebagai pemenang lelang. Apalagi AMDAL disana untuk pengolahan. Kalau menimbun, tidak sesuai,” terangnya.

BACA JUGA: Warga Kota Bandung Keluhkan Bau Menyengat Sampah di Sejumlah Bahu Jalan

Sementara itu Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar Hadi Rahmat Hardjasasmita memaparkan, dari total 1,2 juta liter air yang ditumpahkan ke titik kebakaran, beberapa zona telah mengalami progres signifikan. Zona 1 90 persen asap dan api sudah hilang, tinggal menyisakan titik api kecil. Zona 2 dan Zona 3 titik api berkurang, tapi masih asap tebal. Terakhir Zona 4 50 persen asap dan api telah berkurang.

“BPBD tidak bekerja sendiri. Kami koordinasi dengan banyak pihak, seperti TNI, Polri dan Asosiasi Pemadam Kebakaran Indonesia (Apkari). Menggerakkan potensi yang ada di Bandung Raya. Water bombing kita juga lakukan. Concern kita terkair gas metana, karena agak sulit, posisinya di dalam sekitar 50 meter. Hembusan angin juga memengaruhi. Menyebabkan titik api muncul lagi. Kami masih dalam proses mengupayakan pemadaman sesuai rencana,” terangnya.

Hadi menargetkan, kebakaran TPAS Sarimukti dapat sepenuhnya padam sebelum masa tanggap darurat bencana yang dikeluarkan Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 100.3.3.2/Kep.760-BPBD/2023 pada 22 Agustus 2023 lalu berakhir pada 11 September mendatang.

“Bicara prakiraan, sekitar 11 September berakhir tanggap darurat. Mudah-mudahan sebelum tanggal itu sudah selesai. Kita upayakan lebih cepat,” tandasnya.

(Dang Yul/Masnur)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Jonatan Christie
Takluk dari Antonsen, Jonatan Christie Runner-Up China Masters 2024
Dapat Gelar Man Of The Match Hingga Pimpin Viking Clap
Dapat Gelar Man Of The Match Hingga Pimpin Viking Clap, Kevin Mendoza Sampaikan Isi Hatinya
Mateo Kocijan absen
Dapat 4 Kartu Kuning, Mateo Kocijan Terpaksa Absen 1 Pertandingan
C2ED7629-D0C4-40F7-ADC5-E2406CEE1D5A
Gunung Dempo Meletus, Jalur Evakuasi Warga Disiapkan
bank bjb ASRRAT 2024
bank bjb Raih Platinum Rank di Ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2024
Berita Lainnya

1

7 Fakta Penting Pernikahan Nissa Sabyan dan Ayus yang Menghebohkan Publik

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

Password Wifi MCD Terbaru 2024!

4

Hampir Mirip, Ini Perbedaan Gejala Herpes dan Gigitan Tomcat

5

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!
Headline
Gubernur Bengkulu Ikut Terjaring OTT KPK
Gubernur Bengkulu Ikut Terjaring OTT KPK
Ini Alasan Persib Memarkir David da Silva
Dan Terjadi Lagi, Ini Alasan Persib Memarkir David da Silva
surat Suara tertukar, Pilkada 2024
Ribuan Surat Suara Pilkada 2024 Bogor Jabar dengan Serang Banten, Tertukar!
Empat Orang TewasTertimpa Longsor di Desa Harang Julu Padang Lawas
Empat Orang TewasTertimpa Longsor di Desa Harang Julu Padang Lawas