BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Virus Marburg, merupakan virus langka yang mempunyai tingkat risiko kematian yang tinggi, sebanyak 88 persen. Meskipun kasus ini belum terdeteksi ada di Indonesia, penting untuk tetap selalu waspada akan ancaman dari virus ini.
Artikel ini akan membahas mengenai virus Marburg, mulai dari asal-usul hingga upaya pencegahan terhadap virus yang tengah populer ini.
Asal Usul dan Penyebaran
Virus Marburg, yang termasuk dalam keluarga virus Ebola, merupakan penyakit demam berdarah langka namun mematikan.
Pertama kali diidentifikasi pada tahun 1967 di Jerman dan Serbia atas penelitian laboratorium pada monyet terinfeksi dari Uganda.
Kelelawar buah Afrika (Rousettus aegyptiacus) merupakan inang alami virus ini. Kasus terbaru di Afrika menunjukkan penyebaran virus yang meluas, terutama di Guinea Khatulistiwa dan Tanzania.
Gejala Berpotensi Fatal
Masa inkubasi virus Marburg berkisar antara 2 hingga 21 hari. Gejala awal biasanya muncul secara tiba-tiba, meliputi:
1. Demam tinggi.
2. Sakit kepala parah.
3. Nyeri otot dan sendi.
4. Menggigil.
5. Ruam kulit.
6. Mual dan muntah.
7. Nyeri dada.
8. Sakit tenggorokan
9. Diare
Pada tahap yang lebih parah, virus dapat menyebabkan komplikasi serius seperti:
- Penyakit kuning
- Radang pankreas
- Gagal hati
- Syok
- Perdarahan masif
- Penurunan kesadaran
- Kematian
Penularan Virus yang Beragam dan Berbahaya
Penularan awal virus ini terjadi dari kelelawar buah ke manusia, kemungkinan melalui kontak dengan darah, urin, atau air liur mereka. Antar manusia, virus ini dapat menular melalui:
1. Kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti darah, urin, feses, muntah, atau air liur.
2. Benda yang terkontaminasi dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti pakaian, tempat tidur, atau peralatan medis.
3. Penularan melalui hubungan seksual dengan pria yang baru sembuh dari penyakit virus Marburg.
4. Petugas kesehatan yang menangani pasien virus ini tanpa menggunakan APD yang tepat juga berisiko tinggi tertular.
Upaya dan Pencegahan
Mengingat belum ada obat atau vaksin khusus untuk virus Marburg, pencegahan menjadi kunci utama. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
- Hindari kontak dengan kelelawar buah atau hewan liar lainnya di daerah yang berisiko.
- Tidak mengonsumsi daging hewan liar yang belum dimasak dengan benar.
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan rajin mencuci tangan.
- Gunakan APD yang lengkap dan tepat saat merawat pasien yang terinfeksi virus Marburg.
- Hindari hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi virus ini atau yang baru sembuh dari penyakit ini.
BACA JUGA: Penyebab, Gejala, dan Komplikasi Gondongan Akibat Virus Paramyxovirus
Pengetahuan tentang virus marburg ini, dapat memberikan Anda pengetahuan baru dalam memahami serta mencegah virus yang mempunyai tingkat risiko kematian yang tinggi.
(Virdiya/Dist)