Asal Mula Pasar Papringan Revitalisasi Desa Melalui Kebun Bambu

Penulis: Vini

Pasar Papringan Temanggung
Pasar Papringan Temanggung. (dok.gmaps)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Simak asal mula berdirinya Pasar Papringan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Papringan diambil dari dua kata, yaitu “Pasar” yang berarti tempat jual beli, dan “Papringan” yang berarti kebun bambu.

Dalam hal ini pasar papringan merupakan pengembangan inovatif yang dipelopori oleh komunitas Spedagi di Dusun Ngadiprono, Kabupaten Temanggung.

Pasar ini melakukan jual beli dengan menggunakan mata uang khusus, yaitu pring. Mata uang tersebut dapat ditukar dengan uang seharga Rp.2 ribu, dan terbuat dari bambu.

Pasar Papringan Temanggung
Pasar Papringan Temanggung. (dok. gmaps)

Awal Mula Komunitas Spedagi

Komunitas Spedagi didirikan oleh Singgih Susilo Kartono, yang memulai kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatannya.

Aktivitas bersepedanya sering melewati desa-desa asri dengan papringan yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Singgih melihat potensi besar dari papringan yang terlantar ini.

Bambu, sebagai sumber daya material yang melimpah, dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti konstruksi, kuliner, dan produk lainnya.

Selain itu, banyak anak muda desa yang setelah menempuh pendidikan tinggi tidak kembali lagi ke desa karena kurikulum pendidikan yang lebih berfokus pada kebutuhan industri.

Hal ini menyebabkan desa kehilangan potensi sumber daya manusianya dan mengalami degradasi kualitas kemandirian.

Dengan motivasi tersebut, Singgih mendirikan Pasar Papringan sebagai solusi untuk memaksimalkan potensi desa dan mengatasi masalah yang ada.
Ide ini terinspirasi dari kolaborasi dengan komunitas muda di Temanggung yang menyelenggarakan Pasar Minggu tiap pagi.

Kombinasi ide Pasar Minggu dan papringan yang indah menghasilkan konsep Pasar Papringan, yang juga merupakan upaya revitalisasi desa dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan menjunjung nilai kesederhanaan, kearifan lokal, dan lingkungan.

Pendekatan dalam Mendirikan Pasar Papringan

Konsep Pasar Papringan berlandaskan beberapa prinsip, yaitu konservasi bambu, penggunaan produk lokal, dan pengelolaan oleh warga lokal.

Tahapan yang dilakukan meliputi identifikasi masalah, perumusan masalah, perancangan program, implementasi, dan evaluasi.

Pendekatan kekeluargaan diterapkan pada setiap tahap agar masyarakat desa terlibat aktif dalam pembangunan dan pengembangan desa.

Diskusi dan pendekatan ini menghasilkan nilai-nilai yang ditaati bersama.

Mengatasi Kendala dalam Pengembangan Pasar Papringan

Keberhasilan Pasar Papringan tidak lepas dari kemampuan mengatasi kendala pada setiap tahap pengembangan.

Rasa memiliki yang kuat di kalangan masyarakat desa, meminimalisir konflik kepentingan, serta transparansi dan keterlibatan penuh masyarakat menjadi kunci utama.

Peran pemerintah desa juga sangat penting dalam mendukung suksesnya Pasar Papringan.

Komunikasi dan relasi yang baik dengan berbagai stakeholder menjadi faktor penting dalam pengembangan proyek ini.

Manfaat Pasar Papringan

1. Lingkungan

Papringan tidak lagi menjadi tempat pembuangan sampah, sehingga mengurangi area kumuh yang dapat menjadi sumber penyakit.

Bambu juga tidak ditebang secara sembarangan, memberikan waktu bagi bambu untuk tumbuh optimal dan panen di waktu yang tepat. Penataan bambu juga membantu mengurangi siklus nyamuk.

2. Ekonomi

Pasar Papringan meningkatkan ekonomi masyarakat setempat dengan menjual produk unggulan desa dengan nilai jual yang lebih tinggi.

Dusun tetangga juga mendapatkan manfaat ekonomi dari retribusi parkir dan keamanan. Masyarakat kini dapat menabung dari hasil penjualan.

3. Sosial

Pasar ini menjadi ruang publik bagi masyarakat untuk bersosialisasi dan berkegiatan bersama.

Banyak pihak luar terlibat dalam pengembangan Pasar Papringan, sehingga terjadi pertukaran ide, informasi, dan kolaborasi.

BACA JUGA: Papringan, Nostalgia Pasar Jawa Tempo Dulu di Temanggung

4. Budaya

Pasar Papringan melestarikan nilai dan kearifan lokal melalui kuliner, kerajinan, adat istiadat, tradisi, kesenian, dan cerita rakyat. Hal ini membantu pelestarian budaya lokal.

Pasar Papringan yang berada di Temanggung, menjadi contoh nyata revitalitas desa yang memberikan dampak positif, dalam segi budaya, ekonomi serta sosial.

 

(Virdiya/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
bansos untuk judol
PPATK: Banyak Penerima Bansos Main Judol
BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID -- Para pemimpin negara-negara berkembang yang tergabung dalam BRICS menyerukan agar negara-negara maju memenuhi tanggung jawab mereka dalam mendanai upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Seruan ini disampaikan pada hari terakhir KTT BRICS di Rio de Janeiro, Senin (7/7/2025), yang menyoroti tantangan bersama dalam menghadapi perubahan iklim, dikutip dari Reuters. Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menekankan pentingnya peran negara-negara selatan global dalam memerangi pemanasan global. Hal ini ia sampaikan menjelang Brasil menjadi tuan rumah Konferensi Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP) pada November mendatang. dalam pernyataan bersama yang dirilis pada Minggu (6/7/2025), para pemimpin BRICS menegaskan bahwa bahan bakar fosil masih akan memainkan peran penting dalam bauran energi global, khususnya di negara-negara berkembang. "Kita hidup di masa penuh kontradiksi di seluruh dunia. Yang terpenting adalah kita bersedia mengatasi kontradiksi ini," ujar Menteri Lingkungan Brasil Marina Silva saat ditanya tentang rencana eksplorasi minyak di lepas pantai hutan hujan Amazon. Pernyataan bersama itu juga menegaskan bahwa pendanaan iklim adalah tanggung jawab negara maju terhadap negara berkembang, yang merupakan posisi standar negara-negara berkembang dalam negosiasi iklim global. BRICS juga menyatakan dukungannya terhadap usulan Brasil untuk membentuk dana perlindungan hutan tropis, yang disebut Tropical Forests Forever Facility. Dana ini bertujuan untuk mendukung mitigasi perubahan iklim yang dilakukan negara-negara berkembang di luar kewajiban yang ditetapkan oleh Perjanjian Paris 2015. Dua sumber yang mengetahui pembicaraan menyebutkan bahwa Tiongkok dan Uni Emirat Arab telah menyampaikan niat mereka untuk berinvestasi dalam dana tersebut dalam pertemuan dengan Menteri Keuangan Brasil Fernando Haddad di Rio. Dalam pernyataan yang sama, BRICS juga mengkritik kebijakan seperti pajak karbon lintas batas dan undang-undang anti-deforestasi yang baru-baru ini diadopsi oleh Uni Eropa. Kebijakan tersebut dinilai sebagai tindakan proteksionis yang diskriminatif dengan dalih melindungi lingkungan.
KTT BRICS Tuntut Komitmen Finansial Negara Maju untuk Krisis Iklim Global
pemisahan pemilu (6)
MK Putuskan Pemisahan Pemilu, PKB Usulkan Kepala Daerah Dipilih DPRD!
roy suryo diperiksa
Buntut Tudingan Ijazah Palsu Jokowi, Roy Suryo Diperiksa Hari Ini
banjir dan longsor bogor
Update Banjir dan Longsor Bogor: 24 Jiwa Mengungsi, 3 Meninggal
Berita Lainnya

1

The Klan Unity, Puncak Acara 37th Bikers Brotherhood 1%MC Indonesia

2

Remu Suzumori Masuk Daftar 7 Aktris Paling Sukses di Jepang

3

Hyundai Siap Bawa Mobil Baru ke Indonesia, Stargezer Terbaru Siap Bikin Rival Panas Dingin?

4

Link Live Streaming Persib Bandung vs Port FC Piala Presiden 2025 Selain Yalla Shoot

5

Dukung Akses Pendidikan Tinggi Bagi Putra-Putri Daerah Terbaik, PT Pertamina Hulu Indonesia Kembali Gulirkan Program Beasiswa Sobat Bumi Kalimantan
Headline
Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Jadwal Penerbangan Kupang-Maumere Terdampak
Gempa Guncang Kabupaten Pangandaran Magnitudo 5,1 Tak Berpotensi Tsunami
Gempa Guncang Kabupaten Pangandaran Magnitudo 5,1 Tak Berpotensi Tsunami
Bangunan Enam Lantai di KBU Disegel, Diduga Langgar Izin dan Aturan Tata Ruang
Bangunan Enam Lantai di KBU Disegel, Diduga Langgar Izin dan Aturan Tata Ruang
Teras Cihampelas Dibongkar? DPRD Minta Kajian Menyeluruh dan Solusi Pengganti
Teras Cihampelas Dibongkar? DPRD Minta Kajian Menyeluruh dan Solusi Pengganti

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.