BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Akhir-akhir ini beredar kabar peningkatan wabah virus HMPV (Human Metapneumovirus) di Tiongkok yang menjadi sorotan masyarakat di seluruh dunia. Lalu dari mana asal mula virus HMPV ini?
Faktanya, HMPV bukanlah virus yang baru, melainkan sudah muncul sejak lama. HMPV pertama kali ditemukan pada tahun 2001 oleh para ilmuwan Belanda.
Saat itu virus tersebut diisolasi dari seorang anak yang merupakan pasien dengan gejala yang mirip dengan infeksi virus sinsitial pernapasan (RSV). Sejak saat itu, HMPV terdeteksi sebanyak 4-16% pasien yang terpapar di negara tersebut.
Berdasarkan Jurnal Zoonotic Origins of Human Metapneumovirus: A Journey from Birds to Humans, meskipun HMPV ini baru 24 tahun yang lalu ditemukan, tetapi studi retrospektif menunjukkan virus ini telah bersikulasi pada manusia sekitar 50 tahun.
Metapneumovirus merupakan anggota famili Pneumoviriade yang diidentifikasi pada burung (Avian Metapneumovirus) dan manusia (Human Metapneumovirus).
Keduanya merupakan virus yang mengakibatkan penyakit saluran pernapasan pada burung dan manusia.
BACA JUGA: Waspada! Virus HMPV Sudah Masuk ke Indonesia, Sejumlah Anak Tertular
Sistem Pengawasan Virus Pernapasan dan Enterik Nasional (NREVSS) milik Central of Disease Control (CDC) menunjukkan data HMPV paling aktif selama akhir musim dingin dan musim semi di daerah yang memiliki iklim sedang.
Di Amerika Serikat, para profesional kesehatan melakukan pengujian HMPV secara rutin selama kedua musim tersebut terutama saat penyebaran HMPV meningkat.
Virus pernapasan yang pada mulanya kurang dikenal oleh masyarakat umum ini kembali mendorong kekhawatiran masyarakat dunia terutama Indonesia setelah maraknya Covid-19 pada tahun 2020. Meskipun HMPV dan Covid-19 ini memiliki gejala yang hampir mirip namun keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi, menjelaskan agar masyarakat tidak panik dengan HMPV ini karena virus ini sudah lama dikenal di dunia medis dan tubuh kita dapat meresponnya dengan baik sedangkan Covid-19 merupakan virus baru.
Ia mempertegas bahwa virus ini bukanlah jenis yang mematikan. Meskipun begitu, dirinya tetap menghimbau masyarakat untuk terus menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker, dan segera konsultasi dengan tenaga medis saat muncul gejala-gejala mencurigakan.
(Magang UIN/Lia Reliya Berliana-Aak)