BANDUNG,TM.ID: Pulau Dewata, Bali, terkenal dengan keindahan alamnya yang memikat serta budaya yang kaya. Namun, ketika kita berbicara tentang hewan peliharaan khas Bali, Anjing Kintamani menjadi sorotan utama.
Anjing ini adalah ras asli atau endemik yang berasal dari kawasan Kintamani, di kaki Gunung Batur. Sejak tanggal 20 Februari 2019, Anjing ini telah diakui oleh Federasi Kinologi Internasional (Federation Cynologique Internationale/FCI) sebagai anjing ras dunia.
Di Indonesia, anjing ini juga diakui oleh Indonesia Kennel Klub (d/h Persatuan Kinologi Indonesia/Perkin) sebagai anjing ras dalam negeri dan berhak mendapatkan sertifikat silisilah (stamboom) sejak tahun 2006.
Harga Anjing Kintamani
Meskipun demikian, masih banyak pecinta anjing yang tidak menganggap serius keberadaan Anjing Kintamani, terutama karena kemiripannya dengan anjing Jindo asal Korea Selatan. Beberapa masyarakat bahkan menganggapnya sama dengan anjing domestik atau anjing kampung.
Sayangnya, hal ini membuat anjing Kintamani sering di tawar dengan harga yang sangat rendah, seperti harga anjing kampung pada umumnya. Padahal, harga anakan berkualitas dengan stamboom berkisar antara Rp4-5 juta.
Merawat Anjing Kintamani
Menurut Beatrice Prihatna, Sekretaris Umum Himpunan Trah Anjing Kintamani Bali, membeli Anjing Kintamani bukanlah sekadar transaksi biasa. Hal ini memerlukan komitmen seumur hidup dalam merawat dan menyayangi anjing tersebut.
Pecinta anjing ini harus sadar akan tanggung jawab yang melekat pada mereka, dan breeder juga merasa ragu untuk melepas anjing-anjing tersebut kepada mereka yang tidak memiliki komitmen yang kuat.
Untuk perawatan tidak memerlukan kebutuhan khusus. Seperti anjing pada umumnya, mereka dapat memberi makanan khusus anjing yang gizinya seimbang.
Di Kintamani, anjing-anjing ini terkadang mengonsumsi jeruk dan telur ayam, selain makanan yang diberikan oleh pemiliknya. Mereka bahkan bisa mengambil makanan sendiri di kebun untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.
Ciri-Ciri
Mengenali Anjing ini cukup sulit saat mereka masih sangat muda, karena mereka tidak berbeda jauh dengan anjing kampung. Namun, saat mereka dewasa, perbedaannya terlihat dengan jelas melalui bentuk mata, bentuk telinga, tekstur rambut, dan yang paling khas adalah ekornya yang menjulang membentuk sudut 45 derajat.
Untuk mendapatkan stamboom dari IKK, jenis anjing ini harus mencapai usia 12 bulan jika berwarna putih dan 7 bulan untuk warna selain putih. Hal ini perlu karena untuk memastikan kemurnian ras anjing tersebut.
Kelebihan
Pasalnya, ras ini merupakan anjing pekerja atau anjing penjaga. Di habitat aslinya, mereka sangat di perhatikan oleh masyarakat di kaki Gunung Batur untuk menjaga kebun atau ladang mereka. Meski demikian, Anjing Kintamani juga bisa menjadi hewan peliharaan yang setia dan dekat dengan keluarga di rumah.
Mereka memiliki sifat yang waspada namun tidak agresif secara langsung. Anjing ini juga cerdas dan mudah kamu latih. Kelebihan lainnya adalah kemampuan beradaptasi dengan berbagai iklim yang berbeda.
Meski mereka dapat hidup nyaman di wilayah dataran tinggi dengan udara sejuk, mereka tetap dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan lainnya.
Merupakan harta yang perlu dihargai dan dilindungi. Keberadaannya sebagai anjing ras asli Pulau Dewata harus diakui dan diperjuangkan agar dapat bertahan serta berkembang.
Pecinta hewan dan masyarakat Bali dapat berperan penting dalam mempromosikan keunikan dan pentingnya anjing Kintamani, serta mendukung upaya pelestariannya.
BACA JUGA: Bloodhound, Anjing Pelacak Handal Selama Berabad-abad
(Kaje/Aak)