BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat Fraksi Partai Golkar, Agung Yansusan mendukung pembatasan Gadget serta aplikasi untuk anak-anak di Jawa Barat.
Legislator ini ingin menjaga agar anak-anak di Jawa Barat terhindar dari polusi visual serta polusi konten yang beredar di media sosial yang saat ini bebas diakses oleh siapapun.
“Mari kita jaga anak-anak kita dari polusi visual, polusi konten yang beredar saat ini dan bisa diakses oleh siapa saja,” kata Agung Yansusan, Senin (27/1/2025).
Sebab, saat ini media sosial tidak ada batasan umur secara ketat oleh pemerintah untuk mengakses konten media sosial. Oleh karena itu, anak-anak di bawah umur bisa mengklik secara random konten yang ada.
“Akses konten di media sosial sekarang ini anak SD bisa saja klik secara random dan dia tertuju kepada konten yang mungkin berbau pornografi, kekerasan dan hal yang lain sebagainya yang bisa mengganggu karakter anak tersebut,” ucapnya.
Agung pun berharap, pemerintah pusat hingga daerah untuk membentuk suatu kebijakan pembatasan pengguna gadget dan akses aplikasi tertentu bagi anak-anak.
“Saya berharap pemerintah pusat memberikan atau membentuk suatu kebijakan pembatasan penggunaan gadget maupun aplikasi tertentu bagi anak-anak, di mana negara-negara maju saja diluar sana sudah mulai mengaplikasikan kebijakan tersebut,” ujarnya
Agung berharap pembatasan ini untuk menguatkan kecerdasan kognitif anak motorik anak serta kecerdasan sosial dan spiritual anak-anak.
“Dengan cara menyajikan konten-konten berkualitas dan edukatif dan hal tersebut diatur oleh peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan DPR maupun DPRD, maka karakter anak akan berkembang sesuai dengan amanah undang undang yang berlaku di Indonesia” katanya.
Selain itu, Legislator ini mendorong agar sekolah pun bisa membuat aturan jam terkait penggunaan gadget.
“Sekolah juga bisa membuat aturan jam atau kita bisa sebut diet gadget, puasa gadget di jam tertentu agar waktu screen time anak itu tidak didominasi memutar video-video pendek seperti short yang di mana membuat anak lebih hanya sebatas scrolling tanpa menikmati isi konten tersebut, dan hal tersebut berpengaruh kepasa kuaitas emosional anak” ujarnya.
BACA JUGA: Agung Yansusan Tegaskan Stop Normalisasi Pakaian Seksi di Tempat Umum
Hal tersebut berdampak terhadap kecerdasan kognitif anak, jika anak tersebut terbiasa mengkonsumsi berita tidak sampai selesai, maka pesan utama dari berita maupun konten tersebut tidak maksimal terserap.
“Itu berdampak kepada kecerdasan kognitif anak yang jika dia terbiasa mengkonsumsi berita tidak sampai selesai maka pesan utama dari berita maupun konten tersebut tidak bisa maksimal terserap dan itu akan mengganggu kualitas kognitif anak,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Usk)