BANDUNG, SUAR MAHASISWA AWARDS — Pada 19-20 Juli 2025, gelaran Pocari Sweat Run di Bandung menjadi ajang olah raga yang dihadiri ribuan pelari dari seluruh Indonesia. Seperti biasanya, acara dikenal dengan semangat kebugarannya ini mengundang banyak antusiasme. Namun, acara tersebut mendadak menjadi pusat perhatian publik setelah sebuah video viral menunjukan pembagian beer kepada para peserta lari di garis finish.
Kejadian yang Menjadi Sorotan Publik
Video yang pertama kali dibagikan di media sosial oleh seorang peserta, menunjukan beberapa orang membagikan minuman beralkohol kepada pelari yang baru saja menyelesaikan lomba. Meskipun beer yang dibagikan kepada peserta tersebut ditempatkan di meja dengan tulisan “Hurry UP! The Beer’s Getting Warn!”, keberadaan minuman beralkohol di acara yang seharusnya berfokus pada olahraga dan kebugaran segera memicu reaksi dari berbagai pihak..
Pembagian beer tersebut tidak hanya menjadi sorotan publik, tetapi juga memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat serta para pejabat terkait. Bagaimana sebuah acara yang bertujuan untuk mempromosikan kesehatan dan kebugaran bisa berakhir dengan kontroversi yang berhubungan dengan minuman keras?
Respon Pemerintah dan DPRD Kota Bandung
Insiden ini langsung mendapat tanggapan dari berbagai pihak termasuk dari pemerintah kota Bandung dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kota Bandung. Wakil Ketua II DPRD Kota Bandung, Edwin Senjaya, menyatakan bahwa tindakan tersebut melanggar peraturan daerah yang melarang penyajian minuman keras dalam acara publik. Ia mengingatkan penyelenggara untuk bertanggung jawab penuh dan menegaskan bahwa tindakan ini bisa berdampak buruk terhadap citra kota Bandung.
Di sisi lain, Wali Kota Bandung, M. Farhan, yang hadir dalam acara tersebut, mengungkapkan ketidaktahuannya mengenai beer itu. Fokusnya pada kelancaran acara dan pengaturan lalu lintas menjadi prioritas utam. Dalam keterangannya, Farhan berharap masalah ini dapat diselesaikan secara internal oleh penyelenggara.
Klarifikasi dan Permohonan Maaf dari Komunitas Lari
Pihak penyelenggara, Komunitas Free Runners Bandung, yang terlibat dalam insiden ini, segera memberikan klarifikasi melalui akun media sosial mereka. Mereka menjelaskan bahwa pembagian beer adalah bagian dari kolaborasi dengan Pace n Place, sebuah sponsor acara dan bukanlah niat untuk merusak citra acara olah raga. Meskipun demikian pihak penyelenggara mengakui bahwa tindakan ini tidak mempertimbangkan norma budaya lokal yang melarang minuman keras alkohol dilarang dalam acara-acara tertentu. Oleh karena itu, mereka meminta maaf atas ketidaknyamanannya yang ditimbulkan dan berjanji untuk memperbaiki prosedur dan kebijakan di masa depan
Menjaga Keseimbangan Antara Hiburan dan Tanggung Jawab Sosial
Dibalik insiden ini ada pertanyaan penting yang harus dipertimbangkan oleh semua pihak bagaimana kita dapat menyeimbangkan antara hiburan dan tanggung jawab sosial. Banyak acara olahraga, terutama yang diadakan di kota besar, mengundang berbagai macam sponsor dan kolaborasi dengan brand yang beragam. Namun, sering kali, keberagaman ini membawa tantangan tersendiri dalam hal penerimaan publik, terlebih jika menyangkut produk yang tidak sesuai dengan nilai-nilai lokal dan norma yang berlaku.
Perspektif Berimbang : Pendidikan dan Penyuluhan yang Diperlukan
Sebagai sebuah negara dengan keberagaman budaya. Indonesia memerlukan pendekatan yang bijak dalam penyelenggara acara besar yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat. Penyuluhan mengenai tanggung jawab sosial dan pentingnya memahami norma-norma budaya yang berlaku disebuah daerah harus menjadi bagian integral dari perencanaan acara. Disisi lain, sponsor dan penyelenggara acara harus memahami betul konteks budaya lokal serta dampak yang mungkin ditimbulkan dari keputusan meraka. sebagai kesimpulan, Insiden di Pocari Sweat Run 2025 bukan sekedar tentang pembagian beer, tetapi lebih kepada tanggung jawab bersama untuk menjaga keharmonisan antara kebebasan berpartisipasi dalam acara dan kesadaran akan nilai-nilai sosial yang ada.
Penulis:
Aldi Ramadhan