BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pasar tradisional biasanya identik dengan sayuran, daging, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Namun, uniknya, di salah satu sudut Pasar Cihapit, Kota Bandung, Jawa Barat, ada sebuah kedai teh bernama Akasa Book Store.
Dengan konsep kedai yang memadukan teh, buku, dan esensial oil, tempat ini telah menjadi tempat bersantai bagi para pecinta ketenangan sejak pertama kali buka pada tahun 2017.
Salah seorang penjaga kedai, Ananda (19) menjelaskan bahwa awalnya kedai ini hanya menjual buku dan esensial oil saja.
“Waktu itu cuma pengen beda aja, makanya buka kedai yang bisa minum teh sambil baca buku di dalam pasar. Biasanya kan di pasar jualnya ayam atau sayuran. Kami buka kedai ini biar unik,” jelas Ananda, Selasa (14/1/2025).
Namun, seiring berjalannya waktu, pemilik kedai ini menambahkan teh ke daftar menu agar semakin banyak peminatnya.
“Tujuannya biar orang-orang bisa baca buku sambil minum teh,” tambahnya.
BACA JUGA: Inilah Alasan Kenapa Kamu Harus Punya Rak Buku!
Ide sederhana ini ternyata menarik banyak perhatian, khususnya para remaja.
Kedai yang buka setiap hari dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore, kecuali Senin ini menawarkan berbagai varian teh, dari lokal hingga impor.
Teh premium dari luar negeri menjadi salah satu menu paling laris. Sedangkan teh lokal seperti teh pecut dan teh melati juga tidak kalah populer.
Akasa Book Store menawarkan tarif yang terjangkau, mulai dari Rp10.000 untuk teh lokal dan Rp20.000 untuk teh luar negeri.
“Kita belum bisa take away, jadi pengunjung hanya bisa menikmati teh ditempat,” ungkapnya.
Pengunjung kedai ini didominasi oleh remaja, meskipun sesekali juga terlihat orangtua yang singgah.
Puncak keramaian biasanya terjadi setelah Dzuhur, terutama pada akhir pekan saat pengunjung dari luar kota datang untuk mencicipi.
Bagi pecinta buku, Akasa Book Store ini adalah tempat yang cocok untuk Anda singgahi, ditemani secangkir teh.
Keunikannya telah menjadikan tempat ini sebuah surga di tengah keramaian, bukti bahwa kreativitas selalu menemukan ruang untuk berkembang, bahkan di sudut pasar tradisional.
(Magang UIN SGD/Khansa Az-Zahra-Aak)