SIDOARJO, TEROPONGMEDIA.ID — Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) akan melibatkan ahli konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk mendukung proses evakuasi korban yang masih terjebak di dalam reruntuhan musala Pondok Pesantren Al-Khoziny. Langkah ini diambil menyusul kondisi reruntuhan yang dinilai masih labil.
“Kalau reruntuhan diangkat masih belum memungkinkan, tadi pagi masih ada pergerakan bangunan. Ini yang perlu dipastikan bersama ahli konstruksi dari ITS,” jelas Kepala Polda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto, saat mendatangi lokasi kejadian pada Selasa.
Nanang menegaskan bahwa pelibatan ahli tersebut bertujuan untuk menyusun langkah-langkah terukur guna membantu tim SAR gabungan dalam mengevakuasi korban yang masih tertimbun. Ia menambahkan bahwa jika diperlukan, kepolisian siap mendatangkan alat berat jenis crane untuk mengangkat puing-puing bangunan.
Di sisi lain, terungkap bahwa tim di lapangan sempat melakukan komunikasi dengan empat korban yang masih terjebak di dalam reruntuhan. Upaya pemberian bantuan oksigen dan minuman kepada keempat korban tersebut terus dilakukan sekuat tenaga.
Sementara itu, ratusan keluarga korban masih setia menunggu di sekitar posko SAR, mengharapkan kabar baik mengenai keadaan anak dan saudara mereka.
BACA JUGA
Update Korban Jiwa: 98 Santri Meninggal di Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Bangunan Pondok Pesantren di Sidoarjo Ambruk, Saat Ratusan Santri Shalat
Berdasarkan data terbaru dari Basarnas, diperkirakan 38 santri masih tertimbun reruntuhan. Dari total sekitar 140 santri yang menjadi korban musibah, 102 di antaranya telah berhasil dievakuasi. Sebanyak 91 santri melakukan evakuasi mandiri tak lama setelah kejadian, sementara 11 lainnya dievakuasi oleh tim gabungan SAR sejak operasi dimulai pada Senin petang.
Dari 11 santri yang dievakuasi dari bawah reruntuhan bangunan musala, satu dinyatakan meninggal dunia setelah dilarikan ke Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo.
(Aak)