BANDUNG,TM.ID: Banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dari Fithri Nur Rohmah, sesosok ibu rumahtangga sejati yang gigih dalam membangun bisnis.
Wanita kelahiran Bandung pada 5 Mei 1991 ini lebih tepatnya merupakan sosok ‘Mompreneur’ yang sejauh ini sukses menjalankan tugas gandanya sebagai ibu rumahtangga dan juga berbisnis.
Mengulas sedikit tentang Mompreneur, maksudnya adalah sebuah akronim gabungan dari dua kata, yaitu “Mom” (ibu) dan “Entrepreneur” (pengusaha).
Dengan demikian, Mompreneur adalah istilah yang disematkan bagi seorang ibu yang selain mengasuh anak-anaknya, juga menjalankan usahanya dari rumah.
Menjadi seorang Mompreneur ternyata tidak semudah yang dibayangkan karena banyak aspek yang harus dipersiapkan, kemudian dijalankan dengan disiplin.
Fithri Nur Rohmah mencurahkan semua pengalamannya dalam berbisnis dengan tidak mengabaikan kewajibannya sebagai seorang ibu. Fithri sendiri berstatus menikah dan dikaruniai seorang anak.
Kata Fithri, untuk menjadi seorang Mompreneur harus pandai dalam mengelola stress supaya tidak melibatkan keluarga jika ada masalah di bisnis atupun sebaliknya.
Mompreneur juga harus bisa mengatur keuangan, tidak menggabungkan cash flow bisnis dengan pengeluaran rumah tangga.
“Salah satu faktor sukses seseorang adalah disiplin, karena Mompreneur harus bisa membuat jadwal waktu yang akan dialokasikan untuk pekerjaan rumah tangga dan waktu khusus untuk menjalankan usahanya, dan berusaha untuk disiplin dengan waktu yang sudah ditentukan,” ujar Fithri.
Seorang Mompreneur, lanjut dia, juga harus bisa menyesuaikan skala prioritas dengan kondisi yang terjadi dalam rumah tangga dan bisnis.
Menurutnya, hal itu bukan mustahil dan sangat bisa dilakukan oleh seorang mompreneur karena sejatinya para ibu itu multitasking, bisa mengerjakan berbagai hal dalam waktu yang bersamaan.
“Bisnis yang cocok untuk ibu rumah tangga adalah bisnis online, waktu yang dibutuhkan fleksibel dan bisa dikerjakan dimana saja,” saran dia.
Namun tidak menutup kemungkinan bagi seorang Mompreneur untuk membuat perusahaan offline yang berkembang.
Caranya, jelas dia, dengan membangun superteam agar bisa mendelegasikan pekerjaan di perusahaan kepada ahlinya, tetapi jangan pula sampai lepas kontrol agar tidak terjadi frauds atau korban penipuan.
“Salah satu keuntungan terbesarnya adalah tidak kehilangan momen bersama keluarga,” demikian kata Fithri yang memegang jabatan Direktur CV. Tasindo Lestari dari tahun 2020 ini.
Dengan demikian, seorang Mompreneur tetap bisa menyiapkan kebutuhan suami dan membersamai tumbuh kembang anak.
Mompreneur juga bisa menjalankan bisnisnya sebagai aktualisasi diri, menyalurkan ide kreatif yang bisa menghasilkan pundi rupiah.
“Kita bisa membantu perekonomian keluarga, bisa leluasa mengalokasikan anggaran sedekah dari hasil usaha. Mompreneur juga bisa membuka lapangan pekerjaan dan bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Ia pun mengulas sedikit pengalamannya ketika mengalami kehidupan sebagai wanita karir di perusahaan besar, dengan jam kerja kantor yang sangat menyita waktu bersama keluarga.
Kerja kantoran, menurutnya juga menyita waktu ketika ada perjalanan dinas ke luar kota, yang bisa meninggalkan keluarga selama berhari-hari.
“Saya ingin kembali menjadi fitrah perempuan sebagai ibu rumah tangga, sehingga memutuskan untuk resign dari perusahaan tersebut.
Seiring berjalannya waktu, kata Fithri, ternyata banyak yang bisa dilakukan di rumah, salah satunya menjalankan bisnis yang terus berkembang sampai saat ini.
BACA JUGA: Biografi Rachel Vennya: Perjalanan Karir Selebgram yang Menginspirasi
Namun ia menegaskan bahwa Mompreneur sejatinya tidaklah bermaksud mendiskreditkan ibu yang bekerja dan berkarir di luar rumah, karena pada dasarnya semua ibu itu hebat dan ingin yang terbaik bagi keluarganya.
Sebab, seorang ibu juga bisa menjadi ahli dan dibutuhkan di berbagai bidang, dan bisa menghasilkan karya yang luar biasa.
“Baik ibu rumah tangga, ibu pekerja maupun mompreneur semuanya berdaya dan harus saling support,” tegasnya.
dengan demikian, tegas dia, banyak hal yang ia dapatkan ketika menjadi seorang Mompreneur. Ketika pasangan sudah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan primer, maka seorang ibu bisa membantu untuk mendapatkan kebutuhan sekunder bahkan tersier.
“Hal tersebut bisa berjalan seimbang jika adanya sikap saling menghargai dan komunikasi yang baik dengan pasangan,” pungkasnya.
(Aak)