BANDUNG, TM.ID: Jemaah haji Indonesia bernama Rusanah binti Tengku Badai atau Nenek Rusanah membagikan pengalamannya berhaji pada tahun 2002 dan 2023 ini.
Nenek berusia 80 tahun asal Aceh ini sebelumnya pernah berangkat haji. Namun di tahun ini ia masih memiliki kesempatan untuk melihat kabah di Masjidil Haram, Mekah Arab Saudi.
Hajjah Rusanah pertama kali berangkat haji pada tahun 2002. Ia menyebutnya dua tahun sebelum peristiwa Tsunami Aceh 2004.
“Saat itu, langsung di atas lantai tidurnya. Sekarang di hotel kasih kasur satu orang satu. Kamarnya dibersihkan oleh petugas kebersihan dari banglades,” demikian Nenek Hajjah Rusanah bercerita.
Tarif saat itu, kata Nenek Rusanah, setara dengan 330 gram emas. Untuk mewujudkan mimpinya ke Tanah Suci, ia harus menjual sepetak sawahnya kala itu. Ia juga harus membawa logistik pokok, yakni beras sendiri. Beras itu ia kemas pada tas besar yang dibawanya.
Ia membandingkan biaya pada tahun tersebut dengan tahun ini dirasa lebih murah saat ini, dengan pelayanan yang lebih memuaskan.
“Tahun ini murah sekali ongkosnya. Karena saya dilayani sejak dari Sigli sampai Banda Aceh, sampai Madinah, sampai ke pulang lagi ke sini (Makkah),” ceritanya.
“(Bayar) 50 juta masih murah karena semua kebutuhan kami dapat, dikasih makanan, nasi dan buah-buahan juga. Tidur pun kami nyaman di sini, tidak seperi di kampung. Seprei pun diganti hampir setiap hari,” sambungnya.
“Ongkos 50 juta belum apa-apa, masih lumayan lah. Selalu dikasih makanan. Kalau (ongkos) sekarang setara 66 gram emas semuanya, sudahlah memadai,” katanya lagi.
Namun, menurutnya, naik haji pada tahun itu lebih mudah. Kal itu setelah menyelseaikan membayar, ia langsung ikut manasik di tahun itu juga.
“Masa haji dulu juga puas saya. Untuk haji sekarang ini, lebih puas lagi saya. Sangat menyenangkan ibadah haji saat ini, begitu juga pada masa dulu,” pungkasnya melansir laman resmi Kemenag RI, Minggu (29/6/2023).
BACA JUGA: Jemaah Haji Lansia ini Ngelantur, Ingin ke Sulsel Naik Ojek
(Saepul/Aak)