BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Istilah seni “nirmana” mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun di dunia seni visual, istilah ini memegang peranan penting.
Nirmana, yang berasal dari bahasa Sansekerta “nir” (tidak) dan “mana” (bentuk atau makna), merujuk pada proses menghadirkan sesuatu yang tidak ada menjadi ada dan berbentuk.
Dalam konteks seni rupa, nirmana lebih fokus pada aspek-aspek kasat mata seperti proporsi, komposisi, keteraturan, skala, irama, keseimbangan, dan simetri.
Seni rupa, baik itu lukisan, patung, atau desain grafis, dibangun dari berbagai elemen yang disusun menjadi kesatuan yang harmonis. Pemahaman tentang nirmana menjadi kunci untuk menghasilkan karya seni yang indah dan bermakna.
Dengan memahami bagaimana elemen-elemen tersebut saling berhubungan dan berinteraksi, seniman dapat mengendalikan komposisi karya mereka dan mengarahkan pesan yang ingin disampaikan.
Jenis-Jenis Nirmana
Nirmana dibagi menjadi dua jenis utama:
1. Nirmana Dwimatra (2D)
Berfokus pada karya seni dua dimensi seperti lukisan, gambar, dan desain grafis. Asas-asas yang digunakan dalam nirmana dwimatra tidak hanya untuk menciptakan estetika, tetapi juga untuk mengatur gambar dan menyampaikan pesan.
2. Nirmana Trimatra (3D)
Berfokus pada karya seni tiga dimensi seperti patung, instalasi, dan arsitektur. Prinsip dan unsur nirmana trimatra mirip dengan dwimatra, tetapi dengan penambahan dimensi ruang yang lebih kompleks.
BACA JUGA : Mengenal Seni Kabaret: Menggabungkan Tarian, Nyanyian, dan Komedi
Pentingnya Mempelajari Nirmana
Mempelajari nirmana tidak hanya penting bagi seniman profesional, tetapi juga bagi siapa pun yang ingin memahami dan menghargai seni rupa.
Dengan memahami prinsip-prinsip nirmana, kita dapat lebih memahami bagaimana karya seni disusun, bagaimana elemen-elemennya saling berhubungan, dan bagaimana pesan yang ingin disampaikan oleh seniman terwujud.
(Hafidah Rismayanti/Aak)