BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Seni tari Reog Ponorogo, tarian tradisional asal Jawa Timur bagian barat laut, memiliki filosofi dan aura yang kuat. Banyak orang percaya bahwa penari Reog bisa dirasuki oleh jin, sehingga tarian ini memiliki daya tarik tersendiri.
Reog Ponorogo memiliki 5 komponen penari utama dengan nilai filosofi di dalamnya.
1. Prabu Klono Sewandono
Tokoh utama dalam Reog Ponorogo, digambarkan sebagai raja sakti yang memiliki pusaka andalan berupa cemeti atau Pecut Samandiman. Gerakan tariannya lincah dan berwibawa, mencerminkan sosok raja yang gagah.
2. Singo Barong
Tokoh yang memiliki peranan penting dalam Reog. Penarinya membawa topeng berkepala macan yang dihiasi bulu merak, dengan tinggi sekitar 1,5 meter dan berat 50-60 kg. Topeng ini juga sering mendapat sebutan Dardak Merak. Pembarong mengenakan celana panjang hitam dan baju Kimplong, serta menggigit kayu di dalam topeng. Singo Barong melambangkan sosok raja yang berwibawa.
3. Warok
Kata “Warok” berasal dari “Wewarah”, yang berarti manusia bertekat suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok atau “wong sugih wewarah”, orang yang kaya akan wewarah.
Karakter Warok mencerminkan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah turun-temurun. Penari Warok biasanya memiliki badan besar dan terbagi menjadi Warok tua dan Warok muda, yang membedakan yaitu dari kostumnya. Senjata pamungkas Warok adalah tali berwarna putih tebal. Kostum Warok melambangkan orang sakti dan kebal terhadap senjata tajam.
4. Jathil
Kostum Jathil menggambarkan prajurit berkuda yang menari sambil berkuda. Tarian Jathilan biasanya oleh penari berpasangan.
Dahulu, Jathilan oleh laki-laki yang halus dan tampan, mirip wanita cantik. Namun, sejak tahun 1980-an, tarian ini biasa oleh perempuan karena gerakannya yang cenderung feminin.
BACA JUGA : 5 Cara Membuat Topeng Reog Ponorogo
5. Bujang Ganong
Buajang Ganong atau Patih Pujangga Anom, Bujang Ganong sebagai tokoh energik, jenaka, namun ahli dalam bertarung. Ia melambangkan sosok raja muda yang cekatan, keras, cerdik, jenaka, dan atraktif.
Setiap tokoh dalam Reog Ponorogo memiliki filosofi dan makna mendalam yang tertuang dalam kostum, gerakan, dan karakternya.
Tarian ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga cerminan budaya yang harus turun-temurun.
(Hafidah Rismayanti/Aak)