BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Lulusan jenjang pendidikan tinggi S3 akan menyandang dua gelar akademis utama, yaitu Doktor dan PhD (Doctor of Philosophy).
Namun, meskipun kedua gelar tersebut sama, terdapat perbedaan signifikan yang perlu Anda ketahui.
Oleh karena itu, berikut ini adalah perbedaan antara gelar Doktor dan PhD yang disandang oleh lulusan S3.
Perbedaan Gelar Doktor dan PhD
1. Penggunaan Gelar
Gelar Doktoral atau Doctorate Degree secara umum setara dengan gelar PhD. Namun, perbedaannya terletak pada penggunaannya. PhD lebih sering digunakan oleh lulusan kampus luar negeri, sementara Doktor lebih umum di kampus-kampus dalam negeri.
Meskipun, dalam nama PhD memiliki kata “Philosophy” bukan berarti gelar ini hanya untuk lulusan ilmu filsafat.
Kata “Philosophy” dalam gelar ini merujuk pada penghargaan tertinggi dalam ilmu pengetahuan atau dunia akademik secara luas, mencakup berbagai bidang seperti filsafat, seni, teknik, dan ilmu sosial.
Beberapa universitas memang memberikan gelar PhD khusus untuk bidang filsafat, namun banyak juga yang menerapkan gelar ini untuk berbagai disiplin ilmu di jenjang S3.
Sistem pendidikan di Amerika Serikat dan Inggris Raya cenderung menggunakan gelar PhD, sedangkan di negara-negara lain, termasuk Indonesia, lebih banyak menggunakan sistem doktoral seperti Doctor of Economy, Doctor of Science, dan lainnya.
2. Jangka Waktu Kuliah
Jangka waktu kuliah untuk memperoleh gelar PhD di luar negeri biasanya berkisar antara dua hingga tujuh tahun, tergantung pada bidang studi, penelitian, dan topik yang dipilih mahasiswa.
Sebaliknya, di Indonesia, rata-rata studi S3 diselesaikan dalam waktu satu hingga tiga tahun. Gelar Doktor biasanya diperoleh setelah menyelesaikan perkuliahan selama 6 hingga 14 semester, tergantung kebijakan kampus.
3. Fokus Studi
Perbedaan lain antara gelar PhD dan Doktor terletak pada fokus studi. Program PhD cenderung berfokus pada pengembangan sarjana yang mampu melakukan penelitian independen dan memajukan pengetahuan di bidang tertentu.
Program ini sering kali diikuti oleh mereka yang berencana mengejar karier akademis, seperti menjadi profesor atau peneliti.
Di beberapa negara, program Doktor terbagi menjadi dua jenis, yaitu Doktor Akademik dan Doktor Terapan atau Profesional.
Doktor Akademik berfokus pada penelitian dan pengembangan pengetahuan dalam bidang akademis tertentu, sedangkan Doktor Terapan menitikberatkan pada penerapan pengetahuan dan keterampilan dalam profesi atau industri tertentu.
Program Doktor biasanya mencakup kurikulum yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan profesional, seperti kepemimpinan, manajemen, atau perilaku organisasi.
BACA JUGA: Mahasiswa Pasca Sarjana ISBI Bandung di Desa Slangit
Terlepas dari perbedaan gelar Doktor dan PhD, jenjang pendidikan yang satu ini menuntut kemampuan penelitian dan pengatahuan yang mendalam. Oleh karena itu perlu adanya tekad yang kuat untuk mendapatkan gelar tersebut.
(Virdiya/Aak)