Tekan Stunting, Pemprov Babel Edukasi Pemberian ASI Ekslusif

asi
Upaya menekan kasus stunting pada balita terus dilakukan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dengan memberikan edukasi pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayi.(web)

Bagikan

PANGKALPINANG,TM.ID : Upaya menekan kasus stunting pada balita terus dilakukan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dengan memberikan edukasi pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayi.

“Saat ini capaian pemberian ASI eksklusif masih rendah, sehingga menjadi salah satu pemicu kasus stunting,” kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Provinsi Kepulauan Babel Itsnataini di Pangkalpinang, Selasa (14/2/2023).

Ia mengatakan kegiatan penguatan pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia enam bulan sesuai Perpres 72 Tahun 2021 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat desa/kelurahan dalam mempercepat penurunan stunting.

“Kami dari bidang kesehatan terlibat dalam intervensi spesifik yang berkontribusi 30 persen dalam penanganan stunting,” katanya.

BACA JUGA: Minimalisir Stunting, BKKBN Sulut Edukasi Warga

Ia menjelaskan dari sembilan indikator intervensi gizi spesifik 2022, ada dua indikator yang masih perlu penguatan yaitu bayi usia kurang 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif baru 63,9 persen dari target 90 persen dan balita yang dipantau tumbuh kembangnya sebesar 64,4 persen dari target 90 persen.

“Capaian ASI eksklusif yang masih rendah ini, karena ada ibu-ibu yang belum menyadari pentingnya untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya hingga usia 6 bulan,” ujarnya.

Faktor ibu bekerja juga menjadi salah satu penyebab, selain kesiapan para ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif yang ditandai dengan adanya keluhan bahwa ASI-nya tidak lancar atau ASI-nya sedikit dan sebagainya.

“Ini patut diduga terkait komitmen petugas kesehatan dalam mendukung penerapan inisiasi menyusu dini pada semua bayi baru lahir di semua fasilitas kesehatan,” katanya.

Menurut dia, belum tercapainya target pemantauan tumbuh kembang balita, antara lain disebabkan belum semua orang tua balita yang menjadi sasaran pemantauan membawa anaknya ke Posyandu untuk melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

“Semakin bertambah usia anak, semakin jarang atau bahkan orang tua tidak lagi membawa anak balitanya ke Posyandu,” katanya.

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
firli bahuri bareskrim (2)
Pengacara Firli Bahuri Minta Kasus Kliennya SP3, Polri: Tak Perlu Ditanggapi
film sekawan limo
Sinopsis Film Sekawan Limo, Horor Campur Komedi!
yamaha nmax mvcagiva xingtu
Motor Kembaran Yamaha Nmax, MVCagiva Xingtu 150 Seharga Honda Beat
Beasiswa Unggulan Masyarakat Berprestasi 2024
Beasiswa Unggulan Masyarakat Berprestasi 2024 Dibuka, Ini Persyaratannya!
Dialog Pajak Persib Bandung
Dialog Pajak, Persib Kunjungi KPP Madya Bandung
Berita Lainnya

1

Penuh Drama, Jeman Vs Denmark Berakhir 2-0 di Euro 2024

2

Tyronne del Pino, Pemain Asing Persib Yang Terbuang Kini Mulai Dilirik Bojan Hodak

3

Segini Anggaran Belanja Persib Bandung Jelang Liga 1 2024/2025

4

Jangan Yalla Shoot, Ini Link Streaming Portugal Vs Slovenia Babak 16 Besar Euro 2024

5

Gelombang Protes di Kenya: Tolak Kenaikan Pajak Demi Lunasi Utang IMF
Headline
Eskalator di Mal PVJ Bandung
Remaja Terjepit Eskalator di Mal PVJ Bandung, Alami Patah Tulang
Uruguay Singkirkan Amerika Serikat dari Copa America 2024
Uruguay Singkirkan Amerika Serikat dari Copa America 2024, Skor 1-0
Hasil Portugal vs Slovenia Euro 2024
Hasil Portugal vs Slovenia Euro 2024: Selecao das Quinas Menang Adu Penalti
ilmuan jepang
Ngeri, Ilmuwan Jepang Ciptakan Robot Pakai Kulit Hidup Manusia