BANDUNG,TM.ID: Mobil masa kini semakin canggih dengan memanfaatkan sistem kerja elektrik dan layar sentuh alias touchscreen dalam kabin, akan sangat membantu pengemudinya.
Namun, tahukah bahwa keamanan pengemudi menjadi sorotan, terutama terkait dengan penggunaan layar sentuh yang semakin meluas?
European New Car Assessment Program (Euro NCAP), sebagai lembaga keselamatan kendaraan di benua biru, menyuarakan keprihatinannya terkait penggunaan touchscreen dalam mobil.
Menurut Euro NCAP, layar sentuh di mobil tidaklah aman, terutama karena pengemudi seringkali harus mencari dan menekan banyak tombol pada layar untuk mengaktifkan fitur-fitur tertentu.
Euro NCAP menyarankan pabrikan mobil untuk menyediakan tombol fisik yang mudah diakses, khususnya untuk fitur-fitur utama seperti wiper, lampu peringatan, dan indikator-indikator lainnya.
Direktur Teknis Euro NCAP, Richard Schram, menggarisbawahi pentingnya tombol fisik untuk memastikan pengemudi tetap fokus pada jalan.
BACA JUGA: Apa Nama dari Boneka Uji Tabrak Mobil dan Fungsinya?
“Euro NCAP akan menyarankan pabrikan untuk memiliki tombol/kendali fisik, yang mudah digunakan, untuk fitur-fitur utama, seperti wiper, lampu peringatan, dan “indikator-indikator,” kata Direktur Teknis Euro NCAP, Richard Schram dalam Techradar.
Meskipun teknologi layar sentuh membawa kemudahan dalam mengakses berbagai fitur, terdapat kekhawatiran bahwa perintah-perintah untuk fitur sederhana terkadang terlalu dalam, mengharuskan pengemudi menyentuh layar beberapa kali sebelum mendapatkan hasil yang diinginkan.
Kasus nyata terjadi pada produsen otomotif asal Jerman, VW (Volkswagen) juga merasakan dampak dari kritik terhadap penggunaan teknologi layar sentuh yang terlalu kompleks.
Beberapa model terbaru VW dikritik karena kesulitan akses fitur yang seharusnya sederhana. Panel hiburan yang ditanam pada layar sentuh dianggap membingungkan, sehingga VW akhirnya mengembalikan tombol dan kenop fisik pada beberapa model mobilnya.
Penggunaan berlebihan layar sentuh di dalam mobil menjadi perhatian besar, bukan hanya di industri otomotif. Alih-alih memudahkan, pengemudi justru dapat terganggu dan meningkatkan risiko kecelakaan akibat hilangnya konsentrasi.
(Saepul/Aak)