Body Dysmorphic Disorder Rentan Terhadap Usia 15-30 Tahun, Simak Penjelasannya

Body Dysmorphic Disorder
Pengidap Gangguan Body Dysmorphic Disorde Akan Merasakan Gangguan Kecemasan yang Berlebihan. (Sumber Foto: @pexels)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Gangguan Dismorfik Tubuh atau biasa disebut Body Dysmorphic Disorder (BDD) merupakan suatu gangguan mental yang menonjolkan rasa cemas berlebihan terhadap penampilan fisik seseorang. Gangguan ini rentan terhadap usia 15-30 tahun.

Penderita BDD biasanya sering merasa malu dan resah karena kekurangan serta kelemahan yang ada pada fisiknya. Sehingga dapat mendorong mereka untuk menjalani operasi plastik untuk memperbaiki penampilan mereka.

Diagnosis BDD

Mendiagnosis BDD bisa menjadi tantangan karena banyak penderita cenderung menyembunyikan gejala mereka. Namun, tanda-tanda seperti permintaan operasi plastik berulang dapat menjadi petunjuk bagi dokter untuk merujuk pasien ke psikiater.

Proses diagnosis melibatkan wawancara mendalam, penilaian riwayat medis dan sosial, serta evaluasi psikologis untuk mengidentifikasi faktor risiko dan perilaku yang terkait dengan pandangan negatif terhadap diri sendiri.

Penanganan BDD

Penanganan BDD melibatkan pendekatan holistik yang terdiri dari terapi perilaku kognitif dan penggunaan obat-obatan. Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk mengubah pola pikir yang negatif terhadap penampilan fisik, mengurangi perilaku kompulsif, dan memperbaiki citra diri.

Terapi ini juga bisa dilakukan dalam bentuk kelompok, melibatkan orang tua atau keluarga, terutama untuk kasus BDD pada anak-anak dan remaja.

Meskipun belum ada obat khusus untuk BDD, obat antidepresan jenis serotonin-specific reuptake inhibitor (SSRI) sering diresepkan untuk mengurangi gejala obsesif dan kompulsif.

Obat antipsikotik juga bisa dipertimbangkan, terutama untuk kasus yang parah atau jika terapi SSRI tidak efektif.

Komplikasi BDD dan Pencegahan

Komplikasi yang terkait dengan BDD mencakup gangguan kesehatan fisik, depresi, gangguan obsesif kompulsif, dan penyalahgunaan zat-zat tertentu.

BACA JUGA: Vidi Aldiano Ungkap Terkena Body Dysmorphic Disorder

Mencegah timbulnya BDD dan komplikasi terkait, penting untuk mempromosikan pola pikir yang realistis.  Seperti tentang bentuk tubuh yang sehat dan untuk mendeteksi serta menangani kondisi ini sesegera mungkin.

Mencegah komplikasi lebih lanjut, perlu adanya penanganan segera dan melakukan konsultasi kepada pihak yang memiliki keahlian dibidang tersebut jika dirasa terdeteksi mengidap ganggguan Body Dysmorphic Disorder. Pencegahan BDD juga dapat dilakukan dengan melibatkan adopsi pola pikir yang realistis tentang bentuk tubuh yang sehat.

 

(Vini/Usk)

 

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
firli bahuri bareskrim (2)
Pengacara Firli Bahuri Minta Kasus Kliennya SP3, Polri: Tak Perlu Ditanggapi
film sekawan limo
Sinopsis Film Sekawan Limo, Horor Campur Komedi!
yamaha nmax mvcagiva xingtu
Motor Kembaran Yamaha Nmax, MVCagiva Xingtu 150 Seharga Honda Beat
Beasiswa Unggulan Masyarakat Berprestasi 2024
Beasiswa Unggulan Masyarakat Berprestasi 2024 Dibuka, Ini Persyaratannya!
Dialog Pajak Persib Bandung
Dialog Pajak, Persib Kunjungi KPP Madya Bandung
Berita Lainnya

1

Penuh Drama, Jeman Vs Denmark Berakhir 2-0 di Euro 2024

2

Tyronne del Pino, Pemain Asing Persib Yang Terbuang Kini Mulai Dilirik Bojan Hodak

3

Segini Anggaran Belanja Persib Bandung Jelang Liga 1 2024/2025

4

Jangan Yalla Shoot, Ini Link Streaming Portugal Vs Slovenia Babak 16 Besar Euro 2024

5

Gelombang Protes di Kenya: Tolak Kenaikan Pajak Demi Lunasi Utang IMF
Headline
Eskalator di Mal PVJ Bandung
Remaja Terjepit Eskalator di Mal PVJ Bandung, Alami Patah Tulang
Uruguay Singkirkan Amerika Serikat dari Copa America 2024
Uruguay Singkirkan Amerika Serikat dari Copa America 2024, Skor 1-0
Hasil Portugal vs Slovenia Euro 2024
Hasil Portugal vs Slovenia Euro 2024: Selecao das Quinas Menang Adu Penalti
ilmuan jepang
Ngeri, Ilmuwan Jepang Ciptakan Robot Pakai Kulit Hidup Manusia