BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Bahasa Sunda, sebagai bahasa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia, memiliki kekayaan budaya yang tertuang dalam berbagai peribahasa. Peribahasa ini menjadi kearifan lokal yang diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat Sunda.
Sebelum membahas peribahasa Sunda, mari kita pahami terlebih dahulu pengertian peribahasa secara umum.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang susunannya tetap sama dan biasanya mengiaskan maksud tertentu.
Secara linguistik, peribahasa diartikan sebagai suatu penggalan kalimat yang telah memiliki bentuk, makna, dan fungsinya dalam masyarakat.
Maka dapat ditafsirkan bahwa peribahasa merupakan kata-kata yang disusun menjadi ungkapan ucapan yang di dalamnya mengandung suatu makna tersirat.
Peribahasa ditujukan untuk mematahkan lawan bicara, menyindir, memuji, menasihati atau mengejek seseorang secara halus.
Peribahasa juga merupakan salah satu sumber pendidikan moral bagi masyarakat, sebab ungkapannya mengandung kebijaksanaan, kebenaran, kebaikan, ajaran moral dan pandangan-pandangan hidup tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Setiap bahasa daerah tentu memiliki peribahasanya masing-masing, begitu pula dengan Bahasa Sunda.
Peribahasa Sunda
Berikut beberapa contoh peribahasa bahasa Sunda beserta artinya:
- Pangéran mah tara nanggeuy ti bongkokna : Tuhan tidak akan pernah mengangkat derajat seseorang yang tidak taat beribadah (bersujud).
- Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok : Upaya yang dilakukan sedikit demi sedikit secara terus menerus akan membuahkan hasil.
- Bengkung ngariung, bongkok ngaronyok : Tidak masalah hidup susah, asalkan selalu berkumpul bersama keluarga.
- Mending kendor ngagembol, tibatan gancang pincang : Lebih baik lama tetapi hasilnya bagus dan memuaskan daripada cepat tetapi hasilnya jelek atau kurang memuaskan.
- Adat kakurung ku iga : Kebiasaan atau tabiat yang sudah mendarah daging sulit diubah.
- Malengpeng pakel ku munding : Melakukan suatu hal yang tidak akan mungkin berhasil.
- Caang bulan dadamaran : Mengerjakan hal yang tidak bermanfaat.
- Carincing pageuh kancing : Harus selalu berhati-hati atau waspada.
- Manusa hirup ku akalna : Manusia hidup mengandalkan akalnya.
BACA JUGA : 6 Pamali Makanan di Sunda: Dari Cobek hingga Pisang, Apa Maknanya?
Haripeut ku teuteureuyeun artinya: Mudah terpancing oleh iming-iming.
Peribahasa bahasa Sunda mengandung nilai-nilai norma, pendidikan, sejarah, kebudayaan, dan sebagainya.
Melalui peribahasa, masyarakat Sunda dapat memahami nilai-nilai luhur dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun temurun.
(Hafidah Rismayanti/Usk)