BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Mulai 15 Juli 2025, dunia kreator konten digital memasuki era baru. YouTube resmi mengubah kebijakan monetisasi secara drastis, langkah yang diperkirakan akan membuat sekitar 30 persen konten di platform ini kehilangan kelayakan untuk menghasilkan uang.
Dalam pembaruan kebijakan ini, YouTube secara tegas menyaring konten yang dianggap tidak memiliki nilai orisinal atau kreativitas.
Lewat blog resminya, YouTube menyatakan bahwa tujuan perubahan ini adalah untuk menghargai kreativitas otentik dan mengurangi konten massal, berulang, dan pasif yang selama ini membanjiri platform demi keuntungan instan.
Kebijakan baru ini bukan hanya soal algoritma atau teknis monetisasi, melainkan perubahan arah fundamental dalam cara YouTube memandang kualitas konten.
Kreator yang selama ini mengandalkan slideshow, reupload, reaksi tanpa komentar, atau template otomatis berbasis AI, kini harus mengubah strategi jika ingin bertahan.
Tujuh kategori konten yang kini secara eksplisit dilarang untuk monetisasi mencerminkan komitmen YouTube terhadap nilai tambah, narasi yang membosankan, slideshow pasif, video tanpa interpretasi, hingga reaksi non-verbal kini tak lagi dihitung sebagai karya yang pantas didukung.
Kehadiran AI sebagai alat bantu memang tidak dilarang, namun penggunaannya harus mengarah pada pengayaan konten, bukan pengganti kreativitas.
Baca Juga:
Baru! Youtube Luncurkan Program Afiliasi YouTube Shopping
Konten otomatis yang dibuat massal, tanpa editing atau makna baru, akan langsung ditolak. YouTube kini mendorong kreator untuk menggunakan AI seperti asisten, bukan operator produksi utama.
Perubahan ini akan menyaring secara alami siapa yang benar-benar kreator, dan siapa yang sekadar menjadi “produsen konten cepat saji”. Channel yang dulunya bisa hidup dari model pasif kini menghadapi pilihan, berinovasi atau hilang.
YouTube juga akan mengandalkan kombinasi machine learning dan peninjauan manual untuk menilai kelayakan monetisasi.
Bahkan untuk konten seperti walkthrough game tanpa komentar, tetap ada peluang monetisasi jika mampu menunjukkan nilai transformasi, entah melalui teknik bermain, narasi visual, atau editing khas.
YouTube tidak lagi sekadar platform berbagi video, ia kini menjadi panggung kreator sejati. Di era digital yang penuh kebisingan, hanya mereka yang benar-benar punya suara dan perspektif yang akan terdengar.
Jadi, bila kamu kreator yang serius, kini saatnya menyesuaikan arah. Kualitas adalah mata uang baru YouTube.
(Budis)