BANDUNG,TM.ID: Sebanyak 21 orang penari terpilih dari 19 provinsi tergabung menjadi peserta Kemah Tari yang dilakukan Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp.
Mereka menjadi peserta Kemah Tari dengan judul Tubuh dan Tanah. Kegiatan itu digelar di Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Agenda itu dilakukan dari tanggal 12 sampai 18 November 2023.
“Ini merupakan program inkubasi seni tari, berupa pelatihan intensif selama tujuh hari bagi seniman tari muda terpilih dari berbagai penjuru Indonesia,” ucap Direktur Program Kemah Tari, Keni Soeriaatmadja, Sabtu (18/11/2023).
Kolaborasi Sasikiran ini dilakukan bersama Jatiwangi Art Factory dan Yayasan Seni Tari Indonesia. Didukung juga Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
BACA JUGA: Indonesian Humanitarian Alliance Kirimkan Bantuan 6,6 Ton Logistik ke Palestina
Adapun pendaftar program Kemah Tari 2023 sebanyak 90 penari dari 23 provinsi di Indonesia. Mereka diseleksi dan lolos berjumlah 21 orang.
Keni menjelaskan selama sepekan mereka dilatih melakukan olah tubuh, diskusi dan latihan koreografi.
“Kuliah khusus bersama narasumber, riset kebudayaan masyarakat Majalengka. Pelatihan itu melibatkan mentor pemateri Hartati sebagai koreografer, Adinda Luthvianti sebagai dramaturg, Hanafi seorang pelukis, Rianto sebagai penari dan koreografer, dan kolektif seni Ligna dari Jerman,” katanya.
Dia melanjutkan, lokasi latihan tersebar di Jatiwangi Art Factory, pabrik genteng, Kampung Wates, dan Posyandu Terracotta.
Pertunjukan hasil dari latihan dilaksanakan pada hari terakhir, Sabtu (18/11/2023). Area yang dipilih berada di salah satu pabrik genteng yang ada di area Kecamatan Jatiwangi.
Keni mengatakan, Kemah Tari sudah berdiri sejak 2015 sebagai acara tahunan. Dalam program ity mempertemukan sekitar 20 sampai 25 seniman tari muda potensial. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas diri dan wawasan artistik.
“Membanguna jejaring seniman tari kontemporer muda Indonesia dan membuka akses bagi penguatan ekosistem seni tari kontemporer yang lebih merata di Indonesia,” jelasnya.
BACA JUGA: Ribuan Seniman Meriahkan Helaran Senin di The Lodge Maribaya
Adapun tujuan lainnya untuk melakukan pemetaan talenta tari muda potensial dari berbagai daerah di Indonesia. Termasuk memberikan kesempatan seniman tari Indonesia, untuk berkontribusi pada pengembangan seni tari daerah Jatiwangi dan sekitarnya, serta memproduksi pengetahuan tari Indonesia.
Pesertanya adalah Ahmad Farhan (Luwu), Bade Kurniawan Arrasyid (Aceh), Bella Asmanabillah (Belitung), Deki Darmawan (Kendari), Devi Nur Savitri (Purwodadi), Fachry Matlawa (Jayapura), Fauhid Sudarsono (Majalengka), Hasna Fitriyah (Jakarta), Mashalina Anugraheni (Tenggarong), Muh. Emi Syafriliandi (Deli Serdang), dan Ni Putu Aristadewi (Bali).
Kemudian Nur Aidilla Safitri (Siak), Nurrachma Dinda Chairani (Tanjung Selor), Puji Rahayu S (Jambi), Rezaldi Pipii (Gorontalo), Rines Onyx Tampubolon (Tanjung Pinang), Sulhan Jamil (Lampung), Theodora Melsasail (Maluku), Tirta Nopa Tarani (Barito Timur), Wahyuddin Lahang (Makassar), serta Yogi Afria M. Yusuf (Solok).