BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Belasan santri Pondok Pesantren Darul Qur’an Assatimen di Desa Kertajadi, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, dikabarkan mengalami keracunan setelah diduga mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Informasi yang diterima menyebutkan, para santri mengalami gejala mual, muntah, dan diare pada Rabu (20/8/2025).
Kepala Puskesmas Cidaun, Eman Sulaeman, membenarkan pihaknya telah menangani 12 santri dengan dugaan keracunan tersebut.
“Sebanyak 12 santri itu mulai dibawa dan menjalani perawatan pada Rabu (20/8/2025) kemari. Gejala-gejala mual, muntah, diare hingga pusing,” katanya.
Ia mengatakan, usai menjalani perawatan selama dua hari, 12 santri tersebut kondisinya mulai membaik. Namun pihaknya masih terus melakulan pemantauan.
“Tapi untuk memastikan apakah ini benar keracunan makanan dan dari mana sumbernya, kita harus menunggu hasil laboratorium,” kata dia.
Eman menyampaikan, pihaknya belum dapat memastikan apakah penyebab keracunan berasal dari makanan yang disediakan melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Hal itu masih perlu dipastikan. Para santri sebelumnya sudah makan dua kali, pagi dengan menu dari pihak sekolah, dan siangnya kembali mendapat makanan bergizi gratis,” ujarnya.
Ia menambahkan, tim dari Puskesmas bersama Dinas Kesehatan telah melakukan penyelidikan epidemiologi di lokasi. Namun, kepastian sumber keracunan baru bisa diketahui setelah hasil laboratorium diumumkan.
Eman mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa memastikan apakah keracunan bersumber dari makanan yang disiapkan oleh lembaga pendidikan MBG.
”Itu yang harus kita pastikan. Mereka sudah dua kali makan. Yang pertama makan pagi yang disediakan oleh institusi pendidikan, dan saat siangnya ada juga makanan bergizi gratis,” ucapnya.
Baca Juga:
Usai Konsumsi MBG, 90 Siswa SMP di Sleman Keracunan
Ratusan Pelajar Bogor Keracunan MBG, Kelalaian SPPG Harus Dimaklumi?
Dia menambahkan, pihaknya dan Dinas Kesehatan telah melakukan penyelidikan epidemiologi di lokasi kejadian. Namun, kesimpulan baru bisa didapat setelah hasil laboratorium keluar.
(Virdiya/_Usk)