BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Minat masyarakat terhadap program beasiswa dari Aliansi Perguruan Tinggi (Aperti) BUMN melonjak tajam. Tahun ini tercatat sebanyak 12.707 calon mahasiswa mendaftar untuk mendapatkan beasiswa dari enam perguruan tinggi di bawah Aperti BUMN, naik signifikan dibanding tahun lalu yang hanya 7.513 pendaftar.
Wakil Ketua Aperti BUMN, Prof. Iwa Gumiwa, menyampaikan total beasiswa yang diberikan pada 2025 mencapai 301 kuota. Dari jumlah tersebut, 55 mahasiswa terpilih mendapatkan beasiswa penuh, sedangkan 246 lainnya menerima beasiswa parsial.
“Beasiswa ini tidak hanya soal finansial, tapi membuka akses seluas-luasnya bagi mereka yang memiliki prestasi akademik dan non-akademik, namun terhalang kondisi ekonomi,” kata Iwa, Rabu (2/7/2025).
Iwa juga mengungkapkan, seleksi tersebut berlangsung sejak awal Juni, dimulai dengan pembukaan pendaftaran pada 2 Juni selama dua pekan. Masing-masing perguruan tinggi dalam Aperti BUMN memiliki kebijakan seleksi sendiri, namun kriteria utama tetap menekankan prestasi akademik dan non-akademik.
Baca Juga:
Penerima beasiswa tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, mencerminkan semangat inklusivitas dan pemerataan akses pendidikan tinggi.
“Beasiswa penuh biasanya memang didominasi oleh mahasiswa dari keluarga tidak mampu secara ekonomi. Tapi itu bukan satu-satunya kriteria. Prestasi tetap jadi penentu utama,” ucapnya.
Beasiswa ini juga memiliki sistem evaluasi ketat. Mahasiswa harus mempertahankan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,5.
Jika IPK turun di bawah standar, beasiswa otomatis dihentikan sementara, dan dapat kembali diberikan jika prestasi akademik membaik.
“Kami ingin mencetak generasi unggul yang tangguh secara akademik dan disiplin dalam etika belajar,” ujarnya.
Program ini juga bukan hanya menjadi tanggung jawab sosial Aperti BUMN dalam memberikan akses pendidikan, tapi juga menjadi wadah mencari talenta terbaik untuk industri. Banyak lulusan penerima beasiswa yang kini bekerja di perusahaan-perusahaan BUMN, termasuk anak perusahaannya.
Antusiasme masyarakat yang terus meningkat terhadap beasiswa Aperti BUMN menjadi bukti bahwa akses pendidikan berkualitas masih menjadi harapan besar masyarakat Indonesia.
“Kualitas kampus yang makin baik, seleksi yang ketat, dan sistem yang adil itulah yang kami bangun. Karena beasiswa ini bukan sekadar bantuan dana, tapi pintu masa depan,” katanya.
Sementara itu, Rektor Telkom University, Prof. Adiwijaya Suyanto, menegaskan kolaborasi antar perguruan tinggi dalam Aperti BUMN tidak hanya terbatas pada beasiswa, tetapi juga mencakup riset dan pengabdian kepada masyarakat.
“Kami tidak melihat institusi lain sebagai kompetitor, tetapi sebagai kolaborator untuk mengatasi kebodohan dan kemiskinan. Telkom University membawa misi besar, menjadi National Excellence Entrepreneur University berbasis AI dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs),” ujar Suyanto.
Selain itu, Suyanto juga menekankan pentingnya pendidikan tanpa batas diskriminasi. Mahasiswa dari berbagai suku, agama, ras, gender, dan latar belakang diterima dengan tangan terbuka.
“Kami ingin harmonikan empati dan profesionalitas demi mencerdaskan umat manusia,” pungkasnya. (Kyy/_Usk)