JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Mulai menjadi rahasia umum, pabrikan Yamaha di MotoGP sedang mengembangkan mesin V4, dengan harapan kembali kompetitif.
Bahkan, rencana ini bisa menjadi kenyataan lebih cepat dari apa yang terbayangkan. Setelah kepergian Suzuki dari ajang balap motor paling bergengsi di dunia itu, pabrikan berlogo garputala tersebut menjadi satu-satunya yang masih menggunakan mesin empat silinder segaris (inline-4).
Sementara itu, para rival yang kini berada di posisi terdepan, seperti Ducati, Honda, dan KTM telah menggunakan mesin berkonfigurasi V4.
Meski seolah tertinggal, Yamaha perlahan bangkit dari ketertinggalan. Mereka merekrut insinyur aerodinamika, menambah daftar penguji motor, dan mulai mempertimbangkan kemungkinan beralih ke mesin V4 untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat di MotoGP.
Peralihan Yamaha MotoGP menuju Mesin V4
Managing Director Yamaha Racing (YMR), Paolo Pavesio, yang baru saja menggantikan posisi Lin Jarvis, mengungkapkan bahwa mereka tidak membantah untuk mengembangkan mesin V4.
Bahkan, mesin V4 yang sedang mereka kembangkan bisa saja tampil dalam balapan MotoGP pada musim depan sebagai wildcard.
“Jika proyek mesin V4 ini cukup matang, kami akan menggunakannya untuk wildcard,” ungkap Pavesio dalam wawancaranya dengan Motosan, Senin (3/2/2025).
Pavesio juga menambahkan, Yamaha berkomitmen untuk beradaptasi dengan peraturan baru yang akan berlaku pada tahun 2027. Namun, prioritas utama Yamaha adalah memastikan mereka tidak tertinggal dan tetap kompetitif di masa depan.
“Kami tahu masa depan MotoGP akan sangat berbeda, terutama dengan peraturan baru, tetapi prioritas kami adalah beradaptasi dengan cepat dan tidak tertinggal,” jelasnya.
Tantangan dari Penyesuaian
Meski nantinya, konfigurasi mesin Yamaha Motogp berubah bukan berarti akan langsung gemilang. Sebagai contoh, saat ini Honda tengah terkatung-katung menggunakan mesin V4, terlihat kesulitan untuk bersaing dengan Ducati, yang saat ini mendominasi, serta tim-tim seperti KTM dan Aprilia.
Peralihan ke mesin V4 memerlukan perubahan besar, mulai dari pengembangan mesin, pengaturan sasis, hingga pengujian dalam berbagai kondisi balapan.
Direktur Teknik Yamaha, Max Bartolini menegaskan, bahwa keputusan untuk mengganti mesin inline4 dengan V4 bukan karena masalah performa mesin inline-4 Yamaha karena anggapan lemot. Menurut Bartolini, keputusan ini lebih dipengaruhi oleh tren mesin V4 yang kini semakin dominan di ajang MotoGP.
“Kami tidak memutuskan perubahan ini berdasarkan aspek performa mesin. Kami tahu keunggulan mesin inline-4 dan masih ada banyak potensi pada mesin yang kami gunakan saat ini. Tapi, kami melihat bahwa tren di MotoGP mayoritas menggunakan mesin V4,” jelas Bartolini kepada GPOne.
Langkah Yamaha untuk beralih ke mesin V4 juga seiras dengan adanya perubahan regulasi di MotoGP musim 2027 mendatang. Dengan sisa waktu dua musim sebelum regulasi baru berlaku, Yamaha memiliki cukup waktu untuk mengembangkan mesin V4 yang lebih kompetitif dan siap bersaing di level tertinggi MotoGP.
Meski saat ini Yamaha masih mengandalkan mesin inline-4 pada motor mereka, mereka terus berusaha mengejar ketertinggalan dari para rival yang sudah lebih dahulu mengembangkan mesin V4. Jika Yamaha sukses dalam pengembangan mesin baru ini, mereka bisa kembali menjadi pesaing kuat di kelas utama MotoGP.
(Saepul/Budis)