Waspada Duck Syndrome, Tenang tapi Tertekan!

Penulis: Anisa

duck syndrome
(Freepik)

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Duck syndrome adalah istilah yang mengacu pada kondisi di mana seseorang terlihat tenang dan sukses dari luar, tetapi sebenarnya sedang berjuang keras menghadapi banyak masalah.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Stanford dan menggambarkan kondisi yang sering dialami oleh para mahasiswanya.

Istilah “sindrom bebek” ini diambil dari analogi seekor bebek yang terlihat tenang saat berenang di permukaan air, tetapi di bawah permukaan, kakinya mengayuh dengan cepat dan kacau.

Sindrom ini umumnya dialami oleh remaja dan dewasa muda yang bersekolah atau baru memulai karir.

Penyebab 

Duck syndrome berawal dari masa sekolah menengah, ketika seseorang terbiasa menerima pujian dan pengakuan atas prestasinya.

Ketika mereka melanjutkan ke perguruan tinggi, tekanan untuk mempertahankan citra sukses tersebut meningkat.

Perbedaan sistem pendidikan, materi yang lebih kompleks, dan tuntutan untuk membangun jaringan pertemanan demi masa depan dapat membuat mereka kewalahan.

Namun, karena takut merusak citra diri, mereka memilih untuk tetap terlihat tenang dan berhasil di hadapan orang lain.

Pengaruh Stres dan Depresi 

Tekanan untuk terus tampak baik-baik saja dapat menyebabkan stres dan depresi. Ketika seseorang terus-menerus berusaha terlihat sempurna sementara mereka sebenarnya kesulitan, hal ini menciptakan beban mental yang berat.

Beban ini bisa berujung pada berbagai masalah kesehatan mental dan fisik, termasuk insomnia, kecemasan, dan bahkan depresi. Mereka mungkin merasa sendirian dan takut untuk membuka diri, karena takut dianggap lemah atau gagal.

BACA JUGA: Perbedaan Sindrom Stockholm dan Trauma Bonding

Faktor Eksternal 

Selain faktor internal, faktor eksternal seperti tekanan dari orang tua dan lingkungan sosial juga dapat memicu sindrom ini.

Orang tua yang selalu mengawasi dan mengendalikan setiap aspek kehidupan anaknya dapat menciptakan perasaan takut gagal.

Lingkungan yang selalu menuntut kesempurnaan dan kesuksesan juga dapat memperparah kondisi ini. Tekanan sosial untuk selalu terlihat sukses di media sosial juga memainkan peran penting dalam memperburuk sindrom ini.

 

(Kaje/Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
meme prabowo jokowi
Hasan Nasbi Respon Mahasiswa ITB Tersangka Meme Prabowo Jokowi
Christin Novalia Simanjutak
Christin Novalia Simanjutak, Fraksi PDIP Jabar Ikut Hadiri Rapat Paripurna
prabowo perang
Hasan Nasbi: Prabowo Dulu Dicemooh saat Bicara Perang, Kini Terbukti!
direktur Jaktv kasus perintangan korupsi
Dewan Pers: Dirut JakTV Sewa Buzzer Untuk Pemufakatan Jahat
vaksin TBC bill gates
Vaksin TBC Bill Gates Masuk Uji Klinis Fase 3, Apa Artinya?
Berita Lainnya

1

Ini Syarat dan Cara Daftarkan Anak ke Barak Militer

2

Link Live Streaming Persib vs PS. Barito Putera Selain Yalla Shoot

3

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

4

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

5

Kunci Jawaban Perbedaan Gambar di Event Naruto x MLBB
Headline
marc_marquez-SvUt_large
Pecahkan Rekor Lap di Le Mans, Pernyataan Marc Marquez Buat Fans Ducati Deg-degan
AC Milan
AC Milan Sukses Tekuk Bologna 3-1 di Serie A 2024/2025
Perahu Tradisional Pengangkut Sembako Meledak di Pelembang
Perahu Tradisional Pengangkut Sembako Meledak di Pelembang, Empat Orang Hilang, Tiga Luka-luka
Kemenangan Barito Putera Atas Persib Harus Sirna Akibat Ulah Yuswanto Aditya
Kemenangan Barito Putera Atas Persib Harus Sirna Akibat Ulah Yuswanto Aditya

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.