BANDUNG, TEROPOPNGMEDIA.ID — Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto meminta agar para kepala daerah bertindak tegas dalam menghadapi organisasi kemasyarakatan (ormas) yang dinilai meresahkan masyarakat, terutama jika terindikasi melakukan tindakan kriminal.
Hal ini disampaikan Bima dalam Apel Pagi Peserta Retret Gelombang Kedua di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (26/6/2025).
Bahkan, Bima menyatakan bahwa kepala daerah memiliki kewenangan untuk mengusulkan pembubaran ormas yang dinilai telah melampaui batas.
“Ketegasan terhadap aturan adalah impian masyarakat. Ormas-ormas yang baik harus dibina agar bisa memberi manfaat. Tapi, yang justru membuat kekacauan, kriminalitas, dan membuat warga takut, harus ditindak tegas. Bila perlu, jika sudah kelewat batas, direkomendasikan dibubarkan lewat Kementerian Hukum,” kata Bima.
Pernyataan tersebut merupakan respons atas maraknya laporan keterlibatan ormas dalam tindakan kekerasan, pemerasan, hingga pelanggaran hukum di sejumlah daerah. Bima menilai perlindungan terhadap masyarakat harus menjadi prioritas utama pemerintah daerah.
Setelah pelaksanaan apel pagi, Bima mengarahkan para kepala daerah untuk menemui praja IPDN yang berasal dari daerah masing-masing. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk memberikan motivasi dan memperkuat komunikasi antara pimpinan daerah dan calon aparatur sipil negara (ASN) dari IPDN.
“Para praja harus melihat kepala daerah sebagai sosok panutan. Ini adalah proses awal sebelum mereka kembali bertugas ke daerah asal dan menjadi bagian dari pemerintahan daerah,” jelasnya.
Baca Juga:
Longsor di Cisewu Garut, Satu Keluarga Tewas Tertimbun Tanah
Work From Didieu! Farhan Wajibkan ASN Bandung Kerja Penuh dari Kantor
Selama mengikuti retret, Bima Arya juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke asrama kepala daerah. Dalam kunjungannya, ia menilai para peserta menunjukkan kedisiplinan dan mampu beradaptasi dengan baik, meski dengan fasilitas terbatas.
“Semua terlihat nyaman walaupun tidak ada AC. Bahkan ada peserta bertubuh besar yang dengan inisiatif sendiri menyatukan ranjang. Saya melihat mereka cepat beradaptasi, ini menunjukkan kesiapan mental,” ungkapnya.
Sementara itu, sejumlah kepala daerah mengaku mendapatkan banyak pelajaran penting selama mengikuti program retret. Wakil Gubernur Papua Pegunungan, Ones Pahabol, menilai materi dari para pembicara kementerian sangat berguna dalam merumuskan kebijakan pembangunan di daerah.
“Banyak hal baru yang bisa kami terapkan untuk membangun Indonesia dari wilayah kami masing-masing,” kata Ones.
Hal senada diungkapkan Bupati Buru, Maluku, Ikram Umasugi. Ia menilai retret ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kapasitas kepemimpinan kepala daerah yang baru menjabat.
“Ilmu dan wawasan kami bertambah. Ini bekal penting untuk kembali memimpin daerah selama lima tahun ke depan,” ujarnya.
Penutupan retret gelombang kedua ini dijadwalkan berlangsung sore hari dan dipimpin langsung oleh Wamendagri Bima Arya, mewakili Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang tengah melakukan kunjungan kerja ke luar negeri.
(Dist)