Tradisi Balimau Sumatera Barat yang Dilarang Oleh Ulama

Penulis: Anisa

Tradisi Balimau
(web)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

 BANDUNG.TM.ID Saat satu hari menjelang puasa, basanya masyarakat Sumatera Barat melakukan tradisi Balimau. Tradisi ini berkembang terus menerus seiring berjalannya waktu. Mandi Balimau ini merupakan tradisi mandi menggunakan jeruk nipis dan sudah berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau.

Biasanya Tradisi Balimau ini ada di sungai atau tempat pemandian. Balimau masyarakat lakukan satu hari atau dua hari menjelang puasa. Mandi Balimau ini menjadi tradisi hampir di semua daerah Sumatera Barat.

Kota Padang biasanya dari tahun ke tahunnya ada 12 titik lokasi yang digunakan untuk mandi Tradisi Balimau ini, seperti Patai Aia Manih, pantai Padang, pantai Pasir Jambak, Lubuak Tampuruang, dan Lubuak Paraku.

Apabila melihat dari segi agama, mandi balimau tersebut menurut tokoh ulama di Sumatera Barat dibilai bukan merupakan bagian dari ajaran agama islam untuk menyambut Ramadhan.

Buya Gusrizal Gazahar yang merupakan Ketua Majelis Ulama Sumatera Barat mengatakan jika tradisi Balimau ini kebiasaan sebelum awal masuknya islam. Sehingga tidak seharusnya tradisi ini di lakukan oleh masyarakat menjelang bulan ramadhan.

“Kalau mandi membersihkan diri itu bisa di rumah, ulama meluruskan ini” ujarnya, melansir liputan6. Apalagi momen ini justru di manfaatkan untuk kegiatan yang tidks baik, mandi beramai-ramai di sungai dan campur dengan laki-laki.

Lalu, Gusruzal juga menambahkan bahwa banyak muda-mudi yang pergi ke lokasi pemandian ini dengan berpasangan, lalu mandi-mandi. Dia juga meminta agar pemerintah daerah mengambil kebijakan yang tepat. Supaya mandi Balimau yang ada di tempat tertentu ini segera di berhentikan karena tidak sesuai dengan ajaran islam.

Sejarah Mandi Balimau

Tradisi Balimau
(Web)

Sebuah referensi dari buku Mandi Belimau di Dusun Limbung Bangka Belitung ciptaan Bangtjik Kamaluddin. Dia menulis awal mula penerapan tradisi ini dilakukan oleh daerah Bangka, Kota Merawang, Desa Jada Bahri, dan Provinsi Bangka Belitung.

Ada seorang bangsawaan yang berasal dari keturunan Kerajaan Mataram Yogyakarta bernama Depati Bahrein melarikan diri dari kerjaan Belanda. Pada tahun 1700, Depati Bahrein dengan pasukannya ke Pulau Bangka.

Akhirnya istilah mandi pertobatan ini sampai ke Tanah Melayu sebelum ramadhan tiba. Lalu tradisi ini terkenal dengan istilah balimau di daerah lain.

BACA JUGA: Mengenal Tradisi Nyorog Menyambut Ramadhan dari Betawi

(Kaje)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Dua Pemain Jebolan Diklat Persib Gabung Barito Putera
Dua Pemain Jebolan Diklat Persib Gabung Barito Putera
Dua Pemain Persib Batal Dipanggil Timnas Indonesia U-23 
Dua Pemain Persib Batal Dipanggil Timnas Indonesia U-23 
Borussia Dortmund
Fluminense vs Borussia Dortmund Berakhir Imbang 0-0 di Piala Dunia Antarklub 2025
Yusaku Yamadera: PSIM Adalah Pilihan Terbaik
Yusaku Yamadera: PSIM Adalah Pilihan Terbaik
Screenshot_20250617_223359_Gallery
Kolaborasi Seskoad dan Pemkot Bandung Wujudkan Zona Bebas Sampah
Berita Lainnya

1

Komunikasi Visual di Era Digital: Klinik Permata Jati Garut Perkuat Peran Media Sosial Lewat Program PKM UNIBI

2

Jangan Kaget! Peredaran Batu Bara China di Indonesia Makin Meluas

3

Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dinilai Bukan Standar Manusia

4

Terbukti Lakukan Pelanggaran Berat, Malut United Pecat Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena

5

Prabowo Resmi Putuskan Kembalikan 4 Pulau ke Aceh
Headline
Cristiano Ronaldo
Cristiano Ronaldo Kirim Jersey Bertanda Tangan untuk Donald Trump, Begini Isinya
Yolla Yuliana
Yolla Yuliana Resmi Umumkan Pensiun dari Timnas Voli Putri Indonesia
Meletus Erupsi Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki - Dok PVMBG
Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi Dahsyat! Semburkan Abu Vulkanik 10.000 Meter
sengketa 4 pulau-1
Prabowo Resmi Putuskan Kembalikan 4 Pulau ke Aceh

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.