BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sampai sekarang, pengobatan kanker payudara, terus menjadi tantangan besar dalam dunia kesehatan. Namun, sebuah Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Padjadjaran (Unpad) menunjukan harapan baru terhadap pengobatan kanker payudara.
Melalui kombinasi ekstrak kecambah brokoli (Brassica oleracea var. italica) dan doksorubisin, riset ini memperlihatkan adanya potensi memberikan efek sinergis sangat kuat dalam pengobatan kanker payudara.
Penemuan ini berpotensi mengubah pendekatan pengobatan kanker payudara, khususnya dalam mengurangi efek samping terapi konvensional.
Kecambah Brokoli sebagai Ko-Kemoterapi
Penelitian yang dilaksanakan di Laboratorium Kimia Bahan Alam Unpad, Laboratorium Sentral Unpad, dan Pusat Laboratorium Forensik Bogor ini berlangsung dari April hingga Juli 2024.
Tujuannya adalah untuk menguji potensi kombinasi antara kecambah brokoli dan doksorubisin dalam pengobatan kanker payudara.
Dalam penelitian sebelumnya, ditemukan kombinasi doksorubisin dengan bahan alami mampu mengurangi toksisitas pada sel kanker payudara tipe MCF-7.
Doksorubisin sendiri adalah agen kemoterapi yang telah banyak digunakan, namun sering menimbulkan berbagai efek samping, termasuk resistensi sel kanker.
“Kombinasi antara ekstrak kecambah brokoli dan doksorubisin memberikan harapan baru bagi pengobatan kanker payudara, khususnya dalam mengurangi efek samping yang timbul dari penggunaan doksorubisin tunggal,” ujar Citra selaku salah satu peneliti utama dalam riset ini, mengutip laman resmi Unpada, Rabu (25/9/2024).
Kecambah Brokoli dan Kandungan Sulforafan
Kecambah brokoli yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kandungan sulforafan yang jauh lebih tinggi dibandingkan brokoli dewasa, mencapai 10 hingga 100 kali lipat.
Sulforafan adalah senyawa alami yang dikenal memiliki sifat antikanker, dan dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada kemampuan sulforafan untuk bekerja secara sinergis dengan doksorubisin, agen kemoterapi yang sudah digunakan secara luas.
Uji Laboratorium dan Metode Analisis
Ekstrak kecambah brokoli dianalisis menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan LC-MS/MS untuk memastikan kandungan sulforafan di dalamnya.
Uji sitotoksik kemudian dilakukan terhadap sel kanker payudara jenis MCF-7, baik secara tunggal maupun dalam kombinasi dengan doksorubisin.
Efek Sinergis dalam Kombinasi Kecambah Brokoli dan Doksorubisin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kecambah brokoli secara tunggal memiliki efek sitotoksik yang lemah terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan nilai IC50 sebesar 138,70 µg/mL.
Namun, ketika dikombinasikan dengan doksorubisin, efek sitotoksiknya meningkat drastis dengan nilai IC50 sebesar 0,67 µg/mL.
Nilai Combination Index (CI) dari kombinasi ini adalah 0,04293, yang menunjukkan bahwa kedua agen tersebut bekerja sinergis dalam menekan pertumbuhan sel kanker.
Potensi Pengobatan yang Lebih Aman dan Efektif
Penemuan ini membuka peluang baru dalam pengobatan kanker payudara, khususnya dalam mengurangi efek samping yang sering dialami pasien akibat penggunaan doksorubisin tunggal.
Dengan adanya kombinasi ini, toksisitas terhadap sel kanker dapat ditekan tanpa menimbulkan efek samping yang berlebihan, seperti resistensi obat.
Sulforafan sebagai Ko-Kemoterapi
Sulforafan yang terkandung dalam kecambah brokoli menunjukkan potensi besar sebagai agen ko-kemoterapi. Tidak hanya meningkatkan efektivitas pengobatan, kombinasi dengan doksorubisin juga menawarkan harapan untuk menurunkan risiko efek samping, seperti kerusakan jaringan sehat dan resistensi sel kanker.
Harapan Masa Depan dan Aplikasi Klinis
Peneliti dari Unpad berharap bahwa temuan ini dapat dikembangkan lebih lanjut melalui uji klinis skala besar untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.
Potensi kombinasi kecambah brokoli dan doksorubisin ini dapat menjadi alternatif pengobatan yang lebih terjangkau dan ramah bagi pasien kanker di masa depan.
Selain itu, penelitian ini juga dapat membuka jalan bagi pengembangan obat kanker baru yang lebih efisien.
BACA JUGA: Tim PKM-RE Unpad Kembangkan Riset, Deteksi Gelatin Babi dengan Limbah Kulit Jeruk Siam
Penelitian lebih lanjut terhadap penemuan ini tentu sangat diperlukan. Namun, adanya penemuan dari tim PKM-RE Unpad) memberikan angin segara terhadap pengobatan kanker payudara, yang sampe saat ini menjadi tantangan terbesar dalam dunia medis.
(Virdiya/Aak)