BANDUNG, TM.ID: Melaksanakan shalat Idul Adha hukumnya adalah sunnah. Mengerjakan shalat ini memiliki syarat dan rukun dengan shalat lainnya. Ada juga beberapa hal lainnya yang membatalkan ibadah ini.
Perbedaan pada ibadah ini dengan shalat lainnya, tidak perlu diawali dengan adzan dan iqamah, serta pelaksanaanya sedikit ada perbedaan. Shalat Idu Adha dalam pelaksanannya dimulai saat matahari terbit hingga mendekati waktu dzuhur.
Jumlah rakaat dalam ibadah ini hanya dua rakaat. Adapun tata cara shalat Idul Adha sebagaimana berikut;
Memuat laman resmi PBNU, pertama jemaah harus mengucapkan niat sunnah dilalfalkan untuk membimbing hati dengan bacaan yang sama.
Niat shalat Idul Adha:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــال
“ushallî sunnatan li ‘îdil adlhâ (imaman/makmuman) rak’taini” lillahi ta’ala. Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Dengan catatan, bila shalat dilakukan secara sendirian tidak perlu menambah ucapan maman atau makmuman. Begitu pun sebaliknya, jika menjadi imam menambah kata “imamman”. Jika menjadi makmum perlu ditambah “makmuman”.
Langkah selanjutnya, takbiratul ihram seperti shalat biasa. Seusai membaca doa iftitah, berlanjut membaca takbir dengan mengangkat tangan sebanyak tuju kali saat rakaat pertama. di sela-sela takbir menganjurkan membaca lafal:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Allahu akbar kabira walhamdu lilahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila
Artinya: “Allah Mahabesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Mahasuci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
Atau membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar
Artinya: “Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar.”
Kemudian, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah. Selanjutnya, membaca surat Al-A’l’a. Lalu berlanjut pada ruku I’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.
Saat rakaat kedua, dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, mengucapkan takbir sebanyak lima kalisambil menangkat tangan dan mengucapak “allahuakbar” seperti semula. di antara takbir itu, disunahkan untuk melafalkan kembali bacaan yang dijelaskan pada poin kedua.
Terakhir, jemaah disunahkan untuk mendengarkan khutbah yang disampaikan oleh imam di atas mimbar. Hal ini dikecualikan bagi yang shalat secara sendiri.
Jemaah disunahkan untuk membaca takbir saat Idul Adha dan tiga hari tasyrik, tepatnya 11, 12, dan 13 dzulhizah. Takbir ini diucapkan setelah bada Shubuh pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga selesainya hari tasyrik saat matahari terbenam di tanggal 13.
BACA JUGA: Cek, Doa Menyembelih Hewan Kurban Ini!
(Saepul)