BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Di tengah perubahan pasar yang cepat, perusahaan dituntut untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh secara berkelanjutan.
Pertumbuhan perusahaan tidak hanya bergantung pada ekspansi geografis atau peningkatan efisiensi operasional, tetapi juga pada kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai baru melalui diversifikasi produk.
Diversifikasi memungkinkan perusahaan untuk memperluas portofolio bisnisnya, menyebarkan risiko, dan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
Salah satu strategi yang banyak digunakan oleh perusahaan untuk mengurangi risiko dan memperluas peluang adalah strategi diversifikasi/ Diversification Strategy.
Diversifikasi merupakan salah satu strategi pertumbuhan yang banyak diadopsi oleh perusahaan untuk menghadapi persaingan pasar yang dinamis.
Graham Kenny dalam bukunya “Diversification Strategy: How to Grow a Business by Diversifying Successfully” menekankan bahwa diversifikasi bukan hanya tentang menambah lini produk secara acak, melainkan harus didasarkan pada kejelasan arah dan rencana secara strategis, pemahaman terhadap lingkungan pasar, dan sinergi yang dapat diciptakan dari portofolio bisnis yang terdiversifikasi.
Graham Kenny menjelaskan bahwa keberhasilan strategi diversifikasi sangat ditentukan oleh tiga prinsip utama, yaitu; Strategic Fit (Kesesuaian Strategis), dimana kegiatan baru yang dikembangkan harus relevan dengan kompetensi inti perusahaan agar dapat menghasilkan sinergi, Organizational Capability (Kapabilitas Organisasi), yaitu perusahaan harus memiliki sumber daya dan kapabilitas internal untuk mendukung pengembangan lini bisnis baru, dan Market Opportunity (Peluang Pasar) dimana diversifikasi harus diarahkan pada pasar yang tumbuh atau memiliki potensi permintaan tinggi.
Graham Kenny juga menekankan bahwa perusahaan harus menghindari diversifikasi yang terlalu jauh dari inti bisnisnya (unrelated diversification) tanpa adanya sinergi yang kuat, karena dapat menyebabkan kehilangan fokus dan efisiensi.
Diversifikasi yang baik adalah yang dapat menghasilkan sinergi sehingga total nilai perusahaan meningkat.
PT Kalbe Farma Tbk memulai usahanya dari produk farmasi seperti obat generik dan suplemen kesehatan.
Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini memperluas portofolio produknya ke berbagai lini, termasuk diantaranya minuman energi (produk seperti Extra Joss), produk nutrisi dan makanan kesehatan (Milna dan Prenagen), Layanan kesehatan digital (aplikasi Kalbe Home Delivery dan Kalbe e-health).
Strategi diversifikasi Kalbe Farma memenuhi tiga prinsip yang dikemukakan oleh Graham Kenny yaitu; Relevansi Strategis, semua lini produk tetap dalam domain kesehatan dan kesejahteraan, sesuai dengan core business mereka, Kemampuan Organisasi, dimana Kalbe Farma memiliki infrastruktur R&D, pabrik, dan jaringan distribusi luas yang mendukung keberhasilan diversifikasi, dan Peluang Pasar adanya peningkatan kesadaran masyarakat terkait gaya hidup sehat.
Selain Kalbe, perusahaan seperti Telkom Indonesia juga berhasil mendiversifikasi layanan dari bisnis telekomunikasi konvensional menjadi penyedia solusi digital (IndiHome, layanan cloud, hingga investasi ke startup teknologi seperti MDI Ventures).

PT. GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) merupakan hasil merger antara dua unicorn besar Indonesia, Gojek dan Tokopedia. Awalnya Gojek hanya merupakan layanan ride-hailing (transportasi online), namun dalam waktu singkat, perusahaan ini berhasil melakukan diversifikasi ke berbagai sektor, di antaranya; GoPay (layanan keuangan digital), GoFood (layanan pesan antar makanan), GoSend (layanan logistik dan kurir), Tokopedia (platform e-commerce)
Semua layanan yang dikembangkan GoTo tetap berada dalam ekosistem digital yang saling terintegrasi. Misalnya, pengguna Tokopedia bisa membayar menggunakan GoPay dan memanfaatkan GoSend untuk pengiriman barang.
Hal ini menunjukkan adanya sinergi dan strategic fit yang kuat antara lini bisnisnya. GoTo memiliki keunggulan dalam teknologi, basis pengguna yang besar, serta sistem pembayaran digital yang terintegrasi, yang menjadi fondasi kuat untuk mendukung ekspansi ke berbagai lini produk dan layanan.
GoTo mengidentifikasi kebutuhan masyarakat urban terhadap layanan digital yang cepat, mudah, dan terintegrasi, sehingga setiap diversifikasi diarahkan untuk menjawab kebutuhan nyata di pasar.
Dengan pendekatan ini, GoTo berhasil menciptakan digital ecosystem yang saling terhubung, memperkuat loyalitas pengguna, dan menciptakan cross-selling yang efisien antar platform
Diversifikasi produk bukan sekadar menambah lini usaha, tetapi merupakan strategi jangka panjang yang harus dilandasi oleh pemahaman mendalam terhadap kekuatan internal dan dinamika eksternal.
Baca Juga:
Lebih dari Sekadar Kopi: Memahami Daya Tarik dan Strategi Bertahan UMKM Kopi Tiga Huruf di Bandung
Dengan mengikuti pendekatan Graham Kenny dalam buku “Diversification Strategy: How to Grow a Business by Diversifying Successfully”, perusahaan dapat meminimalkan risiko kegagalan dan menciptakan keunggulan bersaing.
Diversifikasi produk yang dilakukan oleh PT. Kalbe Farma Tbk., Telokm Indonesia, dan GoTo menunjukkan penerapan prinsip-prinsip Kenny secara nyata.
Ketika perusahaan memiliki keselarasan strategis antara lini-lini bisnisnya, kapabilitas internal yang mumpuni, serta kejelasan akan peluang pasar, maka diversifikasi dapat meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan (corporate value).
Seperti yang disampaikan oleh Kenny, diversifikasi juga memiliki risiko seperti kompleksitas organisasi, duplikasi sumber daya, dan tantangan manajerial jika tidak direncanakan secara tepat.
Strategi diversifikasi produk merupakan pendekatan yang efektif untuk mendorong pertumbuhan bisnis jangka panjang, asalkan dilakukan dengan landasan strategis yang kuat.
Model yang ditawarkan oleh Graham Kenny memberikan panduan praktis dan teoritis bagi perusahaan dalam merancang dan mengeksekusi strategi diversifikasi.
Penerapan strategi diversifikasi yang tepat dapat memperkuat daya saing dan menciptakan nilai yang berkelanjutan di tengah dinamika pasar digital Indonesia.
Penulis adalah Rektor Universitas Indonesia Membangun (INABA) Dr. Mochammad Mukti Ali, S.T., M.M.