Simak, Jenis Gigitan Serangga dan Cara Mengatasinya!

Penulis: Anisa

jenis gigitan serangga
(freepik)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Jika kamu menghabiskan waktu di luar ruangan, makhluk kecil namun menyebalkan ini bisa jadi akan menggigit. Seringkali kita menemukan benjolan merah kecil disertai rasa gatal dan bahkan bengkak.

Memang, gigitan tersebut dapat dengan mudah diobati dengan krim antigatal dan antihistamin yang dijual bebas (OTC).

Namun, kadang gigitan serangga bisa menimbulkan reaksi alergi yang berbahaya. Gejala reaksi alergi mungkin termasuk kesulitan bernapas, gatal-gatal, dan pembengkakan pada wajah, bibir, atau lidah. Jika itu terjadi, segera temui dokter.

Lantas, bagaimana cara mengatasi jenis gigitan serangga yang umumnya sering kita temui, baik di dalam ataupun di luar rumah.

1. Gigitan semut

Dari berbagai jenis semut, gigitan semut api mungkin yang paling sakit. Semut api menggigit dan bergelantungan di kulit saat mereka menyengat, memutar, dan menyengat lagi.

“Semut sangat agresif, mereka menggigit dan menyengat dalam bentuk lingkaran kecil. Jadi, ini merupakan pukulan ganda,” kata Rosmarie Kelly, Ph.D., MPH, ahli entomologi dan epidemiologi di Departemen Kesehatan Masyarakat Georgia.

Setelah berhasil mengusir semut, cuci area gigitan dengan sabun dan air. Bisa juga mengompres dingin dan minum obat pereda nyeri yang dijual bebas.

Jika tidak alergi terhadap semut, kamu akan mengembangkan bintil steril akibat sengatannya. Sebaliknya, jika kamu memiliki alergi terhadap gigitan semut, kamu mungkin mengalami kesulitan bernapas atau pembengkakan pada wajah dan bibir.

2. Gigitan kutu busuk

Selanjutnya adalah jenis gigitan serangga kutu busuk. Ini merupakan serangga licik yang bersembunyi di kursi, sofa, tirai, dan tentu saja, tempat tidur.

Kutu busuk keluar dari persembunyiannya dan mencari makan setiap 5-10 hari. Namun, kutu busuk bisa bertahan tanpa makanan selama lebih dari setahun.

Kutu busuk tidak membawa penyakit, tapi pastinya bisa menyebabkan reaksi buruk. Beberapa orang tidak bereaksi sama sekali terhadap gigitan kutu busuk. Jika kamu mengalami bekas gigitan, biasanya muncul di wajah, leher, dan tangan.

Tanda gigitan biasanya tidak muncul selama berhari-hari atau bahkan dua minggu setelahnya. Namun, jika memiliki reaksi alergi yang jarang terjadi, segera dapatkan bantuan medis darurat.

3. Gigitan tungau

Menggosok tanaman yang terserang tungau memungkinkan serangga ini menempel pada pakaian dan kulit. Tungau menggali ke dalam lapisan atas kulit, mengeluarkan air liur yang memecah sel-sel kulit, lalu menyedot sel-sel kulit yang terlarut.

Gigitannya biasanya tidak sakit. Namun, gigitannya bisa terasa gatal, dimulai dalam beberapa jam dan memburuk dalam beberapa hari berikutnya. Rasa gatal akan mereda dalam beberapa hari, dan benjolan merah akan hilang dalam satu hingga dua minggu.

Gosok area tersebut dengan sabun dan air untuk menghilangkan sisa tungau. Kemudian, cobalah losion kalamin atau krim antigatal. Seperti halnya gigitan lainnya, usahakan untuk tidak menggaruk karena benjolan tersebut dapat menyebabkan infeksi.

4. Gigitan kutu

Selain kucing atau anjing, manusia juga bisa terkena kutu. Gigitan kutu biasanya muncul di area kulit tempat kamu mengenakan pakaian ketat, seperti kaki, pinggang, pantat, dan perut bagian bawah. Kutu biasanya lebih merupakan gangguan daripada ancaman kesehatan.

Namun, mereka dapat menularkan wabah dan tifus yang berpotensi mengancam jiwa. Misalnya, rasa gatal dapat menarik bakteri ke dalam kulit dan menyebabkan infeksi.

Antihistamin oral atau krim hidrokortison, serupa dengan yang digunakan untuk mengobati gigitan lalat dan laba-laba, dapat membantu mengatasi rasa gatal dan reaksi alergi.

5. Gigitan nyamuk

Nyamuk terkenal sebagai penyebar penyakit. Nyamuk pemakan darah dapat menularkan berbagai virus, seperti demam berdarah, West Nile, dan malaria. Serangga apa pun yang memakan darah dapat menyebarkan penyakit.

Misalnya, seseorang dapat bereaksi secara signifikan terhadap gigitan nyamuk, seperti timbulnya gatal-gatal, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Infeksi sekunder akibat gigitan nyamuk juga mungkin terjadi.

Tampak merah, terasa hangat saat disentuh, dan mungkin menyebar. Jika salah satu gejala ini muncul, periksakan ke dokter.

Kebanyakan jenis gigitan serangga memang mengganggu tetapi tidak berbahaya. Kemungkinan besar kamu hanya membutuhkan krim antigatal dan antihistamin untuk mengatasi rasa gatal tersebut.

BACA JUGA: Tips Mengobati Luka Melepuh Akibat Gigitan Tomcat, Jangan Digaruk!

Namun perlu diingat bahwa beberapa gigitan dapat menyebabkan reaksi alergi. Jadi, waspadai gejala dan ketahui kapan harus mencari bantuan medis.

 

(Kaje/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
agam juliana marins
Agam Relawan Evakuasi Jenazah Juliana Marins, Diberi Mahkota oleh Netizen tanpa Pamrih!
korban longsor garut
Daftar Nama 4 Korban Tewas yang Tertimbun Longsor Cisewu Garut
pemakzulan gibran (2)
Muzani Tak Tahu Lanjutan dari Surat Pemkzulan Gibran
peredaran Narkoba bekasi
Polda Metro Jaya: Bekasi Jadi Pusat Peredaran Narkoba Terbesar
kdrt damkar sahroni
Kasus KDRT Dilaporkan ke Damkar, Sahroni Colek Polisi
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Telkom University Gelar Pelatihan Literasi Digital dan Etika AI bagi Remaja Kelurahan Tamansari Bandung

3

Inggris Borong 12 Jet F‑35A Pembawa Nuklir, Siaga Perang?

4

Dilema Bandara, Kemenhub Kaji Reaktivasi Husein, Bandung Desak Akses Udara Dipulihkan

5

CEK FAKTA: Klaim Uang Haji Dipakai Jokowi 
Headline
aturan baru pendakian gunung rinjani
Imbas Kematian Juliana Marins, Pemprov NTB Siapkan Aturan Baru Pendakian Gunung Rinjani
Farhan Desak Reaktivasi Bandara Husein untuk Segera Dibuka!
Farhan Desak Reaktivasi Bandara Husein untuk Segera Dibuka!
evakuasi wni dari iran
Kemenlu Masih Belum Berhasil Evakuasi Ratusan WNI dari Iran
Farhan Wajibkan ASN Bandung Kerja Penuh dari Kantor
Work From Didieu! Farhan Wajibkan ASN Bandung Kerja Penuh dari Kantor

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.