Site icon Teropong Media

Sekolah Rakyat Usung Pendidikan 24 Jam, Pembentukan Karakter Hingga Penyembuhan Luka Batin Siswa

sekolah rakyat usung pendidikan 24 jam

Ilustrasi. (Freepik)

JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Kementerian Sosial (Kemensos) tengah menyiapkan konsep baru pendidikan Sekolah Rakyat berasrama, dengan pendekatan holistik terhadap anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Inisiatif ini digagas sebagai upaya membangun sistem pendidikan yang tidak hanya fokus pada aspek akademis, namun juga memperkuat karakter, gizi, serta kondisi psikososial siswa.

Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono mengatakan, bahwa Sekolah Rakyat dirancang sebagai lembaga pendidikan selama 24 ja, dengan dukungan penuh dari pamong, wali asuh, dan tenaga pendidik lainnya.

“Sekolah Rakyat ini 24 jam. Ada pamong, ada wali asuh, dan semua elemen berperan. Jadi bukan hanya memberi ilmu, tetapi juga membangun kepercayaan diri, memperbaiki gizi, dan menyembuhkan luka-luka batin,” kata dia seusai menutup kegiatan Retret Kepala Sekolah Rakyat tahap pertama di Markas Resimen Arhanud 1/Faletehan, Jakarta, (20/6/2025).

Dalam struktur kegiatannya, pembelajaran formal akan dilakukan pada pagi hingga siang hari, sementara sore dan malam diisi dengan aktivitas pembinaan karakter, kegiatan ekstrakurikuler, serta bimbingan keterampilan hidup. Model ini disusun agar peserta didik mendapatkan pengalaman pendidikan yang menyeluruh, tidak hanya berbasis kelas.

Program ini disusun melalui kolaborasi antara Kemensos, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, serta tim Formatur Program Sekolah Rakyat. Mereka mengembangkan pendekatan yang inklusif dan responsif, khususnya untuk menjawab tantangan pendidikan bagi anak-anak dari kelompok rentan yang selama ini kerap terpinggirkan.

“Anak-anak yang akan masuk ke Sekolah Rakyat ini datang dari keluarga miskin dan penuh masalah hidup. Maka kepala sekolah dan para guru perlu memiliki empati tinggi, mampu mendengar, dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang mereka bawa,” jelas Agus.

Kemensos sendiri menargetkan agar para guru dan kepala sekolah yang terlibat dalam program ini tidak hanya memiliki latar belakang akademik yang baik, tetapi juga mampu menjadi pembimbing karakter. Untuk itu, mereka diwajibkan mengikuti pelatihan dan retret khusus sebagai bagian dari proses pembentukan kompetensi emosional dan spiritual.

Baca Juga:

Cara Daftar Guru Sekolah Rakyat, Lengkap dengan Jadwal Seleksi!

Pemerintah Butuh 1.554 Guru Sekolah Rakyat, Bakal Diangkat Jadi ASN!

Fokus utama dari Sekolah Rakyat mencakup tiga pilar: peningkatan ilmu pengetahuan, pembentukan karakter berbasis nilai kebangsaan dan keagamaan, serta penguatan keterampilan hidup. Dengan pendekatan ini, Kemensos berharap program ini menjadi solusi jangka panjang untuk memutus rantai kemiskinan.

“Kita sedang membangun manusia Indonesia seutuhnya. Bukan hanya pintar secara akademik, tetapi juga tangguh, berkarakter, dan siap mandiri. Kami terbuka bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperkuat ekosistem sekolah ini,” kata Agus.

Dalam waktu dekat, Kemensos akan mulai mengimplementasikan konsep ini secara bertahap di berbagai wilayah, termasuk sejumlah kabupaten di Tanah Papua yang dinilai telah memenuhi syarat sebagai lokasi awal pembangunan Sekolah Rakyat.

Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk memperluas akses pendidikan berkualitas, khususnya bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, dan menjadikan pendidikan sebagai instrumen utama dalam pembangunan sosial yang berkelanjutan.

(Dist)

Exit mobile version