BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tradisi beli baju Lebaran telah menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Indonesia.
Namun, tahukah bahwa tradisi ini sudah berlangsung sejak awal abad ke-20? Sejarah mencatat bahwa pada masa itu, masyarakat Indonesia merayakan Idul Fitri dengan cara yang kaya akan makna.
Mereka tidak hanya merayakan pesta dengan hidangan khusus dan saling berkunjung dengan kerabat, tetapi juga membeli pakaian baru sebagai bagian dari perayaan tersebut.
Catatan Sejarah dari Kolonial Belanda
Penasihat urusan pribumi untuk pemerintah kolonial, Snouck Hugronje, memberikan catatan penting tentang tradisi Lebaran dalam surat Nasihat-Nasihatnya kepada Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1904.
Dalam surat tersebut, ia menjelaskan bagaimana masyarakat Indonesia merayakan Idul Fitri dengan penuh kegembiraan, termasuk tradisi beli baju lebaran..
Meskipun tradisi beli baju Lebaran telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia, pemerintah kolonial Belanda tidak selalu memandangnya dengan baik.
Beberapa pejabat kolonial, seperti Residen Semarang Steinmetz dan De Wolff, mengkritik kebiasaan tersebut. Mereka bahkan menyebutnya sebagai ‘sumber bencana ekonomi’, karena dianggap menghabiskan dana pemerintah yang seharusnya untuk kepentingan lain.
Kaitan dengan Ajaran Islam
Meskipun tradisi beli baju Lebaran telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia, keterkaitannya dengan ajaran Islam tidak selalu langsung.
Islam menganjurkan setiap muslim untuk tampil terbaik pada hari raya dengan mengenakan pakaian yang bersih dan wangi, namun tidak secara eksplisit menyuruh membeli baju baru.
Namun demikian, tradisi ini telah berkembang menjadi bagian penting dari perayaan Idul Fitri di Indonesia.
Ternyata, tradisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara lain di dunia, seperti Mesir. Di sana, tradisi ini sudah terjadi sejak zaman kuno.
BACA JUGA: Tradisi Mudik Lebaran Jadi Sorotan Media Asing
Makna di Balik Tradisi Ini
Meskipun tidak diwajibkan dalam ajaran Islam, tradisi beli baju Lebaran tetap hidup dan berkembang hingga saat ini. Simbolisnya, pakaian baru identik dengan kesegaran, kebersihan, dan kegembiraan.
Dengan memilih baju baru, masyarakat merasa lebih percaya diri dan bangga saat merayakan Idul Fitri.
Meskipun zaman dan budaya terus berkembang, tradisi ini tetap memiliki tempat yang istimewa dalam hati masyarakat Indonesia.
Bahkan, dengan semakin berkembangnya industri fashion dan perdagangan, tradisi ini semakin menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri di Indonesia.
(Kaje/Aak)