BANDUNG,TM.ID: Manhwa adalah istilah yang merujuk pada komik asal Korea Selatan. Istilah ini memiliki sejarah panjang yang melibatkan politik dan perkembangan budaya di negara tersebut. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan sejarah Manhwa, perbedaan antara Manhwa dan Manga, serta mengapa Manhwa semakin populer.
Awal Mula Manhwa
Manhwa pertama kali muncul pada tahun 1909, ketika ilustrator Korea modern pertama, Lee Do-yeong, menciptakan komik satire satu panel berjudul “Saphwa.” Pada masa itu, masyarakat Korea masih menyebutnya sebagai “ilustrasi tulisan.” Komik ini diterbitkan di harian Daehan Minbo pada 2 Juni 1909 dan berisi kritik sosial terhadap upaya Jepang menaklukkan Korea. Inilah yang dianggap sebagai kartun Korea pertama.
Namun, setahun berikutnya, setelah Jepang menduduki Korea, karya Lee Do-yeong dihentikan karena mengandung satire terhadap penjajah. Selama periode 1910-1945, Korea berada di bawah kekuasaan Jepang, dan unsur-unsur bahasa dan budaya Jepang mulai masuk ke dalam masyarakat Korea. Inilah saat dimana seniman Korea mulai mengenal Manga, yang kemudian menjadi inspirasi bagi Manhwa.
Masa Populer Manhwa
Pada tahun 1923, Kim Dong-sung menerbitkan komik berjudul “How To Draw Manhwa,” yang menjadi landasan bagi seniman Korea saat itu dan membuat istilah Manhwa mulai populer di Korea.
Puncak kontroversi terjadi pada tahun 1948 ketika Kim Yong-Hwan menciptakan majalah komik pertama Korea, “Manhwa Haengjin.” Namun, majalah ini tidak ada karena pemerintah menurut mereka gambar sampulnya tidak pantas. Secara keseluruhan, awal perkembangan Manhwa beranggapan untuk menyampaikan kritik sosial dan isu politik.
Populasi dan Genre Manhwa
Popularitas Manhwa mulai berkembang setelah Perang Korea pada tahun 1950-an hingga 1960-an. Manhwabang, tempat membaca seri terbaru Manhwa, menjadi tren dengan kemungkinan membaca secara gratis atau dengan tarif tertentu. Genre baru seperti sunjeong (cerita romantis yang bertujuan untuk perempuan muda) juga muncul pada masa ini.
Manhwa dan Masa Kegelapannya
Namun, seiring meningkatnya publikasi Manhwa dan perubahan sosial serta politik di Korea Selatan, pada tahun 1960-an, pemerintah menciptakan monopoli distribusi komik dan memberlakukan undang-undang sensor yang ketat. Ini menekan banyak penerbit dan seniman Manhwa.
Pada periode tersebut, Manhwa terlihat tabu di Korea Selatan saat mulainya rezim militer. Pemerintah melihat Manhwa sebagai potensi merusak etos anak-anak, dan banyak Manhwa bahkan merka bakar karena beranggapan mengganggu pendidikan.
BACA JUGA : 5 Daftar Komik Manhwa Adventure, Cocok Dibaca saat Bosan!
Kemunculan Manhwa Modern
Pada tahun 1980, setelah kematian Presiden Park Chung-Hee, era yang mengekang Manhwa berakhir. Manhwa menjadi semakin populer, dan pada tahun 2004, portal pencarian terkemuka Korea Selatan, Naver, meluncurkan LINE Webtoon, sebuah platform daring untuk mendistribusikan Manhwa secara daring dan gratis. Ini membawa popularitas Manhwa ke luar Korea, termasuk Indonesia.
Perbedaan antara Manhwa dan Manga
Selain bahasa dan negara asal, ada perbedaan mencolok antara Manhwa dan Manga. Cara membaca Manhwa dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah, sementara cara membaca Manga dari kanan ke kiri dan dari atas ke bawah. Manhwa juga memiliki warna yang lebih bervariasi daripada Manga, meskipun jika anda cetak, Manhwa umumnya dalam hitam-putih.
Dalam hal penggambaran, Manhwa cenderung lebih semi-realis daripada Manga. Karakter-karakter dalam Manhwa tergambar dengan tajam dan detail, hampir seperti kehidupan nyata. Ini menjadi salah satu ciri khasnya yang membedakan Manhwa dari Manga.
Genre dan Popularitas
Manhwa sering mengangkat kisah nyata atau cerita yang dekat dengan kehidupan manusia dan sekitarnya, sementara Manga cenderung lebih berfokus pada fantasi dan unsur sihir. Menurut beberapa pembaca, Manhwa lebih populer saat ini karena mayoritas anak muda lebih suka komik yang sepenuhnya berwarna, karena ini memperlihatkan visual yang lebih detail.
Manhwa juga mudah terakses secara online, sehingga mudah kemana-mana dan bisa anda baca kapan saja. Banyak Manhwa juga memiliki rating untuk usia remaja sehingga aman untuk dibaca oleh anak di bawah umur.
(Hafidah/Usamah)