Roti Okko Ditarik dari Pasar, Imbas Temuan Natrium Dehidroaseta

Penulis: Saepul

roti okko
(Dok.Roti Okko)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) baru-baru ini menemukan natrium dehidroasetat dalam produk roti Okko (PT Abadi Rasa Food).

“Terhadap temuan ini, BPOM memerintahkan produsen roti Okko untuk menarik produk dari peredaran, memusnahkan, dan melaporkan hasilnya kepada BPOM. BPOM melalui unit pelaksana teknis (UPT) di daerah mengawal proses penarikan dan pemusnahan produk roti Okko,” kata BPOM dalam rilis resminya, dikutip Rabu (24/07/2024).

 Zat tersebut tidak termasuk bahan tambahan pangan (BTP) yang diizinkan berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan. Oleh karena itu, BPOM memerintahkan produsen roti Okko untuk menarik produk dari peredaran dan memusnahkannya.

BACA JUGA: Roti Aoka Mengandung Bahan Pengawet? Begini Klarifikasi Manajemen

Bahaya Roti Okko dengan Natrium Dehidroasetat

Natrium dehidroasetat atau sodium dehydroacetate (SDHA) merupakan garam natrium dari asam dehidroasetat. Senyawa itu berfungsi sebagai pengawet yang efektif menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, ragi, dan jamur.

Melansir berbagai sumber, rumus molekulnya adalah C8H7NaO4. Pengawet ini banyak digunakan dalam kosmetik, produk farmasi, dan makanan seperti roti untuk memperpanjang umur simpan.

Beberapa negara mengizinkan penggunaan natrium dehidroasetat dalam jumlah terbatas sebagai pengawet pangan. Misalnya, penggunaan pengawet ini diperbolehkan namun dengan batas yang sangat kecil seperti di Amerika Serikat.

Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof Dr Ir Hardinsyah, MS, menyatakan bahwa regulasi dan pengawasan yang ketat diperlukan karena batas yang diperbolehkan sangat kecil.

Risiko Nyata

Menurut penelitian pada hewan, natrium dehidroasetat dapat menyebabkan iritasi dan luka pada saluran cerna, termasuk lambung. Penggunaan dalam kadar tinggi dapat memicu risiko jangka panjang seperti gangguan jantung hingga kanker.

 Meskipun demikian, studi tentang bahaya pengawet ini masih terbatas dan sebagian besar penelitian dilakukan pada hewan.

(Saepul/Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Sam_Altman_TechCrunch_SF_2019_Day_2_Oct_3_(cropped)
Sam Altman: Jangan Terlalu Percaya pada ChatGPT, AI Bisa ‘Halu’ dan Menyesatkan
Chery C5
Chery Luncurkan Omoda C5 dan E5, Harga Tak Sampai Rp 400 Juta
PM Israel
CEK FAKTA: PM Israel Netanyahu Umumkan Akan Hancurkan Indonesia Setelah Iran
Khabib Nurmagomedov
Khabib Nurmagomedov Sebut Jon Jones Petarung Terbaik UFC Sepanjang Masa
Kecurangan Beras
Mentan Ungkap Kecurangan Distribusi Beras, Rugikan Konsumen hingga Rp99,35 Triliun
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Mau Liburan? Cek Cuaca Hari Ini, Mayoritas Wilayah Indonesia Hujan dan Berawan Tebal

3

Daftar Pajak Isuzu Panter 2024, Lengkap Semua Tipe!

4

Cristiano Ronaldo Resmi Perpanjang Kontrak Bersama Al Nassr Hingga 2027

5

Sadis! Pria di Aceh Bacok Keluarga, 5 Orang Tewas
Headline
Sumatera Selatan Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla
Sumatera Selatan Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla
Persib Tolak Uang Kadedeuh dari Sekda Jawa Barat
Persib Tolak Uang Kadedeuh dari Sekda Jawa Barat
Disnaker Kota Bandung Genjot 800 Pelatihan Gratis untuk Warga, Langkah Strategis Turunkan Pengangguran
Disnaker Kota Bandung Genjot 800 Pelatihan Gratis untuk Warga, Langkah Strategis Turunkan Pengangguran
Farhan Akui Bandung Masih Gelap, Segera Perbaiki PJU
Farhan Akui Bandung Masih Gelap, Segera Perbaiki PJU

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.