BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Beberapa orang akan memilih metode lahiran dengan menggukan water birth, karena banyak yang menganggap metode ini cukup nyaman dan hanya sedikit merasakan sakit. Namun, di keunggulan metode water birth juga memiliki risiko.
Berikut adalah beberapa risiko yang dapat terjadi pada bayi saat melahirkan di dalam air, terutama jika kualitas air tidak terjaga dengan baik.
Risiko Metode Water Birth
1. Risiko Tenggelam
Bayi yang terlalu lama berada di dalam air setelah lahir berisiko mengalami tenggelam. Jika proses pengangkatan bayi ke permukaan terlambat, air bisa masuk ke paru-paru dan menyebabkan masalah serius.
2. Infeksi
Proses persalinan sering kali memicu keluarnya tinja saat ibu mengejan. Dalam metode water birth, tinja dapat mencemari air di kolam persalinan. Jika air tersebut tertelan oleh bayi, risiko infeksi meningkat. Oleh karena itu, tenaga medis harus segera membersihkan air jika hal ini terjadi.
3. Pneumonia atau Radang Paru-Paru
Bayi yang lahir melalui metode water birth berisiko terkena pneumonia akibat menelan air yang terkontaminasi tinja.
Risiko ini dapat diminimalkan dengan menjaga suhu air pada kisaran ideal, yaitu 36–37 derajat Celsius, dan segera mengangkat bayi ke permukaan setelah lahir. Radang paru-paru pada bayi biasanya muncul dalam 24–48 jam pertama setelah kelahiran.
4. Sindrom Aspirasi Mekonium
Jika bayi buang air besar di dalam rahim sebelum lahir, cairan ketuban dapat terkontaminasi oleh mekonium. Ketika bayi menghirup cairan tersebut, gangguan pernapasan serius bisa terjadi.
Saat air ketuban menunjukkan tanda kontaminasi, seperti bercampur mekonium yang berwarna hijau dan kental, tenaga medis harus segera mengambil tindakan untuk membersihkan saluran pernapasan bayi.
5. Kerusakan Tali Pusat
Bayi yang diangkat terlalu cepat ke permukaan air berisiko mengalami robekan tali pusat. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan dan anemia pada bayi. Oleh karena itu, proses pengangkatan bayi dari air harus dilakukan dengan hati-hati.
Kondisi yang Tidak Dianjurkan untuk Water Birth
Tidak semua ibu hamil dapat menjalani persalinan dengan metode water birth. Berikut adalah beberapa kondisi yang membuat metode ini tidak direkomendasikan:
- Usia ibu di bawah 17 tahun atau lebih dari 35 tahun.
- Mengalami infeksi atau komplikasi kehamilan, seperti pre-eklampsia atau diabetes gestasional.
- Sedang hamil anak kembar atau bayi dengan berat badan besar.
- Posisi bayi sungsang.
- Bayi lahir prematur.
- Membutuhkan pemantauan intensif selama proses persalinan.
Pertimbangan Sebelum Memilih Water Birth
Jika Anda tertarik untuk mencoba metode water birth, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar persalinan berjalan lancar:
- Konsultasikan dengan dokter kandungan.
Pastikan kondisi kesehatan Anda mendukung untuk menjalani metode ini. - Pilih fasilitas medis yang terpercaya. Pastikan tempat persalinan menyediakan layanan water birth dengan tenaga medis bersertifikat.
- Tetap terhidrasi. Minumlah air selama proses persalinan untuk mencegah dehidrasi.
- Patuhi instruksi tenaga medis. Segera keluar dari kolam jika dokter atau bidan menyarankan tindakan tersebut demi keselamatan.
BACA JUGA: Raffi Ahmad Bayar Persalinan Mpok Alpa yang Lahirkan Anak Kembar
Metode water birth memang menawarkan berbagai manfaat, tetapi Anda juga perlu melihat sejumlah risiko yang akan terjadi. Jangan lupa rencanakan persalinan Anda dengan dokter untuk menentukan metode terbaik sesuai kondisi kesehatan Anda dan bayi.
(Virdiya/Aak)