BANDUNG,TM.ID: Bank Emok atau rentenir menjadi ancaman tersendiri terjadinya inflasi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat menjelang Natal dan Tahun Baru 2024.
Pemerintah Kabupaten Bandung pun mengantisipasi ancaman tersebut, di antaranya dengan program pinjaman bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan.
Hal itu disampaikan Bupati Bandung, Dadang Supriatna melalui Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan dan Ekonomi, Tisna Umaran, di Soreang pada Senin (4/12/2023).
Tisna menjelaskan, permintaan akan komoditas pertanian biasanya melonjak pada momen Natal dan Tahun Baru tersebut.
Beruntung saat ini cuaca sudah mulai memasuki musim hujan, sehingga suplai atau ketersediaan komoditas bahan pangan tersebut relatif stabil.
Meski beberapa bulan lalu sempat terjadi gejolak harga komoditas pangan tertentu seperti beras, tetapi saat ini ketersediaannya mulai stabil.
Apalagi untuk jenis komditas lain seperti cabe, kentang, dan bawang, yang memiliki waktu simpan, saat ini tidak ada kendala dari sisi suplai.
“Walaupun kemarin ada gejolak harga di komoditas tertentu karena komoditas itu sangat dibutuhkan dalam keadaan segar. Seperti cabe, yang lainnya seperti kentang, bawang yang memiliki waktu simpan relatif stabil,” kata Tisna dalam Rakor Pembahasan Langkah-langkah Konkret Pengendalian Inflasi di daerah melalui zoom meeting di Command Center Kabupaten Bandung dengan pihak Kemendagri/Bagian Perekonomian, Senin (4/12/2023).
BACA JUGA: Antisipasi Inflasi di Jabar, Gubernur Bey Inisiasi Gelar Pangan Murah
Bahkan ketersediaan sayuran pun saat ini cukjup stabil untuk memenuhi kebutuhan wilayah Bandung Raya dan Jakarta Raya atau Metropolitan.
“Apalagi akses dari Bandung ke Jakarta, dua jam sudah bisa sampai,” ujar Tisna.
Dari sisi distribusi atau rantai pasoknya pun saat ini cukup lancar, terlebih setelah beroperasinya jalan tol Soroja.
Namun, yang menjadi upaya Pemkab Bandung saat ini adalah, bagaimana caranya melindungi tanaman petani dari hama dan penyakit.
“Hanya bagaimana lapisan bahwa petani itu yang terus berusaha menanam, itu bisa kita lindungi dari hama penyakit,” katanya.
“Kemudian dari rentenir,” tambah Tisna.
Untuk mengupayakan petani dari rentenir, di mana masyarakat biasa menyebutnya bank emok, kata Tisna, Pemkab Bandung sejak awal sudah mengalokasikan program pinjaman dana bergulir.
Pinjaman dana bergulir tersebut menurutnya sangat strategis untuk memberantas bank emok yang banyak berkeliaran di sektor pertanian.
“Perlu diwaspadai juga saat ini keadaan musim. Karena di beberapa daerah produksi sering terjadi bencana (banjir, longsor),” ujar Tisna.
Adapun program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan itu telah dianggarkan pemkab Bandung sebesar Rp 70 milir, ditambah dana hibah untuk pertanian sebesar Rp 25 miliar.
“Tentu uang yang bergulir di masyarakat bawah itu, berdampak inflasi di Kabupaten Bandung yang terkendali. Bahkan mendapat pujian dari pusat,” katanya.
(Aak)