BANDUNG, TM.ID: Sejumlah tokoh masyarakat Jawa Barat mengadakan pertemuan dan bersepakat agar pembangunan patung Bung Karno Bandung di Plaza Saparua tetap berlanjut.
Syarif Bastaman mengatakan bahwa penolakan terhadap pembangunan patung Bung Karno tidak memiliki dasar kuat. Salah satu pihak yang menolak, dari Aliansi Pergerakan Islam (API).
Dengan demikian, Syarif mengaku khawatir penolakan tersebut cenderung pada sikap intoleransi.
“Kita kumpul, menyikapi sekelompok orang yang menentang pembangunan patung Bung Karno. Masyarakat Jawa Barat, tokoh masyarakat adat dan ormas, mereka kecewa ada yang menentang pembangunan patung ini,” ujar Syarif, di Jalan Imam Bonjol, Kota Bandung, Rabu (26/7/2023).
Patung Bung Karno Simbol Penghormatan
Ketua DPRD Jabar periode 1999-2004, Eka Santosa menyebut, pembangunan patung tersebut tak lain adalah sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa Soekarno yang telah berjuang memerdekakan Indonesia.
BACA JUGA: Tampil Bergaya Bung Karno, Ridwan Kamil Inisiasi Monumen Plaza Soekarno
Terlebih Kota Bandung memiliki histori dalam perjalanan perjuangan panjang Bung Karno, untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan.
“Prinsipnya kita mendukung dan minta kepada gubernur (Ridwan Kamil) untuk tidak surut dan tetap diwujudkan. Jawa Barat bebaskan dari intoleransi dan radikalisme. Kembalikan kepada marwah repeh, gemah ripah loh jinawi,” ucapnya.
Lebih lanjut Eka mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan menemui Gubernur Ridwan Kamil, Kapolda Jabar dan Pangdam Siliwangi untuk memastikan mereka mendukung, membebaskan Jawa Barat dari intoleransi dan radikalisme.
“Jawa Barat sebagai provinsi yang memiliki basis penuh toleransi. Kami akan datang kepada gubernur, Kapolda, panglima dan kejati,” imbuhnya.
Pengingat Generasi Penerus
Sementara Andi Talman menuturkan Plaza Bung Karno ini tak lain bertujuan sebagai pengingat bagi generasi penerus, bahwa bangsa ini berdiri tidak lepas dari perjuangan dan ideologi yang dicetuskan Soekarno, agar dalam kebhinekaan ini seluruh anak bangsa terus bersatu dan tidak mudah dipecah belah.
“Kita menginginkan monumen Bung Karno ini untuk mengewanjantahkan nilai ajaran Bung Karno. Identitas kebangsaan agar generasi milenial memahami, karena mungkin mereka belum memahami sosok Bung Karno ini sebagai bapak nasionalis. Tujuan wisata bangsa dan edukasi bagi generasi muda. Kita mengkhawatirkan tidak punya pegangan terhadap arah persatuan bangsa,” tutupnya.
(Dang Yul/Aak)