Prediksi Ancaman Perubahan Iklim dan Akhir Musim Kemarau di Pulau Jawa

Penulis: Masnur

suhu
Prediksi cuaca musim kemarau (Foto: Ilustrasi)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JAKARTA, TM.ID: Prediksi musim kemarau yang terjadi hamper diseluruh wilayah Indonesia, akan berakhir di awal bulan November sampai Desember akhir tahun 2023.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG, Dwikorita Karnawati. Dia mengingatkan kalau musim kemarau yang terjadi saat ini, adalah awal dari dampak perubahan iklim.

Jadi pemerintah dan masyarakat harus waspada terkait dengan krisis kemarau panjang yang semakin bertambah pada setiap tahunnya.

Dampak dari perubahan iklim kata dia, akan membuat musim kemarau disertai cuaca yang panas terjadi berbagai wilayah di indonesia.

BACA JUGA: BMKG Imbau Warga Ambon Waspadai Gelombang Tinggi

Dwikorita Karnawati menyampaikan, kalau musim kemarau yang dirasakan sekarang diperediksi akan mulai berakhir di awal bulan November untuk di sekitaran Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Sementara di wilayah bagian Nusa Tenggara akan berakhir di akhir bulan Desember

Menurutnya, jika BMKG memperingatkan pemerintah maupun masyarakat harus waspada krisis kemarau semakin panjang dan panas yang semakin bertambah pada setiap tahunnya.

Termasuk musim hujan yang semakin basah. Maka kalau tidak peka atas perubahan iklim terutama dalam penggunaan energi fosil, puncak krisis akan terjadi pada tahun 2050.

“Sebenarnya musim kemarau ini adalah bagian dari awal suatu proses yang panjang, yang tadi saya sampaikan dampak dari perubahan iklim secara regional maupun lokal. Bahwa ada tren, musim kemarau akan semakin kering semakin panjang, musim hujan semakin basah,” begitu kata Dwikorita menjelaskan, Jumat (8/9/2023).

Dwikorita juga menyampaikan, ada tren yang berdasarkan data dari seluruh dunia dan data dari Indonesia, puncaknya diprediksi sangat mengkhawatirkan pada tahun 2050.

BACA JUGA: Warga Kota Bandung Jangan Lengah Waspada 3 Penyakit di Musim Kemarau

Diprediksi kalau umat manusia tidak melakukan letimigasi terhadap perubahan iklim atau melakukan bisnis penggunaan energi fosil, maka di tahun 2050 atau pada masa sebelumnya akan mengalami krisis global.

Sehingga, BMKG terus bekerja sama dengan berbagai pihak supaya Indonesia bisa mencegah krisis tersebut.

Dalam krisis tersebut, diperkirakan bakalan terjadi krisis pangan seperti gagal panen yang begitu luar biasa. Bahkan negara dinilai akan mengalami untuk mendapatkan pembelian pangan dari luar negeri. Hal itu terjadi karena musim kemarau juga dirasakan hampir pada setiap negara.

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Screenshot_20250617_223359_Gallery
Kolaborasi Seskoad dan Pemkot Bandung Wujudkan Zona Bebas Sampah
Energi Hijau
Indonesia Teken 3 MoU dengan Singapura, Perkuat Kolaborasi Energi Hijau
wamentan komisaris pupuk indonesia
Wamentan Diangkat Jadi Komisaris Utama Pupuk Indonesia
korupsi ekspor CPO
Kasus Korupsi Ekspor CPO, Kejagung Sita Rp11,8 T dari Wilmar Group
pesawat saudia airlines
Saudia Airlines Dapat Teror Bom, Menko Polkam Minta TNI-Polri Usut
Berita Lainnya

1

Komunikasi Visual di Era Digital: Klinik Permata Jati Garut Perkuat Peran Media Sosial Lewat Program PKM UNIBI

2

Ketangguhan Zarco Tak Bisa Tutupi Luka Honda, Aleix Espargaro Buka-bukaan Masalah RC213V

3

Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dinilai Bukan Standar Manusia

4

Jangan Kaget! Peredaran Batu Bara China di Indonesia Makin Meluas

5

Terbukti Lakukan Pelanggaran Berat, Malut United Pecat Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena
Headline
Meletus Erupsi Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki - Dok PVMBG
Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi Dahsyat! Semburkan Abu Vulkanik 10.000 Meter
sengketa 4 pulau-1
Prabowo Resmi Putuskan Kembalikan 4 Pulau ke Aceh
rumah subsidi 18 meter persegi
Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dinilai Bukan Standar Manusia
Trump Umumkan Tarif Impor Baru, Indonesia Kena 32 Persen
Kecewa Pada Apple, Donald Trump Luncurkan Smartphone T1

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.