JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan dengan lantang bahwa Iran ingin membunuh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Netanyahu menyebut, bahwa Iran mengganggap Donald Trump sebagai ancaman terhadap program pengembangan nuklir mereka. Hal ini dingkap Netanyahu dalam wawancara eksklusif dengan Fox News pada Minggu (15/6/2025) malam waktu setempat.
Bahkan, ia menyatakan Iran menjadikan Trump merupakan target utama dan terus berupaya untuk membunuh orang nomor satu di Amerika tersebut.
“Mereka (Iran) ingin membunuh Trump, dia musuh nomor satu. Trump pemimpin yang tegas. Dia tidak pernah mengambil jalan yang ditempuh orang lain untuk mencoba berunding dengan mereka dengan cara yang lemah,” kata Netanyahu kepada Fox News dalam tayangan khusus Special Report, dikutip pada Senin (16/6/2025).
Netanyahu menyebut Trump berani membatalkan kesepakatan nuklir Iran yang ia anggap cacat. Selain itu, Trump disebut-sebut juga memerintahkan operasi militer yang menewaskan Jenderal Qasem Soleimani pada 3 Januari 2020.
“Dia (Trump) membunuh Qasem Soleimani. Trump sudah menjelaskan dengan sangat jelas kalau Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir yang artinya mereka tidak dapat memperkaya uranium. Ketegasan itulah yang membuat Trump menjadi musuh utama Iran,” ujar Netanyahu.
BACA JUGA:
100 Napi Risiko Tinggi Wilayah Sumut Dipindahkan Ditjenpas ke Nusakambangan
Airlangga Sebut Konflik Iran-Israel Tak Berdampak Langsung ke Ekonomi RI
Dalam wawancara yang sama, Netanyahu juga sempat mengungkapkan dirinya menjadi target serangan rudal Iran. Sebuah rudal disebut pernah ditembakkan ke arah kediaman pribadinya dan nyaris mengenai jendela kamar tidurnya.
“Saya bisa dibilang sebagai ‘mitra junior’ Presiden Donald Trump dalam menghadapi ambisi nuklir Iran,” kata dia.
Terkait serangan udara yang dilancarkan Israel sejak Jumat (13/6/2025), Netanyahu menegaskan hal tersebut karena Israel saat ini menghadapi ancaman. Oleh karena itu pihaknya tidak memiliki pilihan selain bertindak tegas.
“Kami menghadapi ancaman langsung, ganda, dan eksistensial. Inilah saatnya kami bertindak,” pungkas Netanyahu.
(Dist)