Site icon Teropong Media

Perbedaan Burnout dan Depresi yang Wajib Kamu Ketahui!

Perbedaan Burnout dan Depresi yang Wajib Kamu Ketahui 27-7-2023

BANDUNG,TM.ID: Dalam kehidupan saat ini semakin sibuk dan penuh tekanan, stres merupakan hal yang wajar terjadi pada setiap individu. Namun, ada dua kondisi mental yang seringkali disalahartikan oleh banyak orang, yaitu burnout dan depresi. Kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang signifikan.

Penting untuk mengenali dan memahami perbedaan antara burnout dan depresi agar bisa memberikan penanganan yang tepat dan mendukung kesehatan mental kita. Pada artikel ini, kami akan membahas dengan lengkap tentang perbedaan burnout dan depresi serta bagaimana cara mengenali gejalanya.

1. Burnout: Ketika Rutinitas Intens Menjadi Beban Mental

(Ners Unair-Universitas Airlangga)

Burnout dan depresi merupakan suatu hal yang berbeda. Hal ini  kondisi di mana seseorang mengalami kelelahan emosional, mental, dan fisik akibat dari rutinitas yang intens dan banyak menuntut. Kondisi ini sering terjadi dari individu yang menghadapi tekanan yang tinggi dalam pekerjaan, sekolah, atau dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini bisa terjadi karena tuntutan pekerjaan yang berlebihan, jadwal yang padat, atau situasi keluarga yang kompleks. Gejala burnout meliputi:

BACA JUGA: 5 Makanan Ampuh Atasi Burnout, Yuk Cobain!

2. Depresi: Kejatuhan Mental yang Dalam dan Intens

Depresi adalah kondisi mental yang lebih luas dan dalam daripada burnout. Pada depresi, seseorang merasakan perasaan yang sangat dalam dan menyakitkan dalam jiwanya. Kondisi ini bisa berasal dari berbagai faktor, termasuk trauma masa lalu, situasi kehidupan yang sulit, atau ketidakseimbangan kimia dalam otak.

Gejala depresi meliputi:

3. Perbedaan dalam Penanganan dan Proses Pemulihan

Penting untuk kita tahu bahwa meskipun ada beberapa gejala yang serupa, penanganan dan pemulihan dari burnout dan depresi berbeda. Burnout pada tahap awal masih bisa kita atasi dengan cara-cara sederhana seperti beristirahat yang cukup, mengambil cuti beberapa hari, berbicara dengan orang terdekat, melakukan hobi yang menyenangkan, dan menjaga pola makan yang sehat.

Namun, depresi membutuhkan penanganan medis yang lebih kompleks dan teratur. Penderita depresi sebaiknya berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental seperti psikolog, dokter, atau psikiater untuk mendapatkan dukungan dan pengobatan yang tepat. Sayangnya, masih banyak pengidap depresi yang enggan mencari bantuan karena stigma sosial atau rasa malu.

 

(Kaje/Usamah)

Exit mobile version