BANDUNG,TM.ID: Satu diantara yang menjadi narasumber dalam film dokumenter Dirty Vote bernama Bivitri Susanti ternyata sempat berdebat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara.
Momentum itu diceritakan langsung putri Presiden ke-4 RI Gus Dur, Alissa Wahid.
BACA JUGA: Bawaslu Tanggapi Film Dokumenter ‘Dirty Vote’ yang Jadi Sorotan
Dalam cuitan X @AlissaWahid, dia mengaku jadi saksi mata momen Bivitri Susanti debat dengan Presiden Jokowi. Menurutnya sosok yang kerap disapa Mbak Bibip tersebut debat dengan Kepala negara soal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dirinya mengungkapkan Bivitri berupaya memperjuangkan penyelamatan KPK dihadapan Jokowi. Dia pun menilai kalau Bivitri, menunjukkan sikap yang sangat bernas dan berani saat mendebat orang nomor satu di Indonesia.
“Saya pernah lihat langsung mba Bibip berdebat dengan pak Jokowi di Istana. (Debat terjadi) waktu kami perjuangkan penyelamatan KPK. (Bivitri) sangat bernas, solid argumen dan BERANI,” cuit Alissa Wahid dikutip Senin (12/2/2024).
Bukan hanya Bivitri, Alissa juga turut memberikan pujian kepada dua narasumber film dokumenter Dirty Vote yang lain bernama Feri Amsari dan Zaenal Arifin Mochtar.
Sosok Amsari dinilai selalu konsisten dalam menegakkan sikap anti korupsi. Tak terkecuali data yang dipaparkan Amsari dalam Dirty Vote, selalu kredibel.
“Uda Feri Amsari konsisten banget untuk anti korupsi. Argumen di Dirty Vote itu berbasis data publik,” puji Alissa.
Alissa pun mengaku kalau dirinya mengidolakan Zaenal, yang disapanya dengan nama Mas Uceng.
“Mas Uceng? Idolak,” begitu kata Alissa Wahid.
Respons yang diutarakan Alissa Wahid soal film dokumenter Dirty Vote langsung menuai beragam koemntar. Cuitannya sudah jutaan kali, hingga mendapatkan puluhan ribu tanda suka. Kolom komentar menjadi serbuan beragam pendapat warganet.
“Melihat langsung inilah yang disebut data A1, bukan dari ‘Saya diceritain si anu loh’,” kata warganet.
“Tiga-tiganya Pejuang Demokrasi yang hebat. Apalagi mba Bibib, kalau nonton debat di TV sama jubirnya 02 yang pada nyolot dan galak kadang mbatin, duh kok bisa sabar ya. Kalau saya udah pengen nabok,” kata warganet.
“Sampai sekarang Jokowi sang muka tebal dan tahan malu tidak mau mendengarkan suara-suara ilmuwan, akademisi, aktivis dan masyarakat kalangan bawah,” kata warganet yang mengkritik.