JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Sebuah mobil menggunakan plat dinas Kementerian Pertahanan (Kemhan) terekam diduga sedang memesan jasa pekerja seks komersial (PSK), viral di media sosial.
Berdasarkan video yang dilihat dari unggahan akun Instagram @fakta.indo, terlihat mobil berwarna hitam yang rupanya berjenis SUV itu menepi di pinggir jalan.
Namun, di sebelah kiri mobil tersebut terlihat ada seorang wanita. Wanita terlihat mengenakan pakaian seksi, yang diduga sebagai PSK.
“Liat kelakuan pejabat, ” kata perekam pemobil yang ada di belakang mobil plat dinas tersebut.
Lantas, unggahan itu segera memancing beragam komentar netizen.
BACA JUGA:
Viral! Aksi NeKat Mobil BMW Terjun dari Ujung Tol, Pengemudi Selamat
Diduga Bertransaksi dengan PSK, Kemhan Telusuri Pengendara Mobil Dinas
“Sesekali razia plat begini pak, jangan razia rakyat aja,” kata akun @ii*****.fa***i
“kementrian pertahanan yang tidak bisa menahan,” saut akun @f***i_***da.
“Berpradangka baik dlu…spa tau lagi menjellaskan tentang UU TNI,” tulis netizen lain mengakhiri.
Terkait video viral itu, Kepala Biro Humas Setjen Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang mengatakan bahwa pihaknya akan menelusuri pengendara mobil kendaraan dinas Kementerian Pertahanan atas dugaan bertransaksi dengan seorang pekerja seks komersial (PSK).
Aktivitas itu terekam dalam sebuah video yang kini viral di media sosial.
“Kemhan saat ini tengah melakukan penelusuran internal secara menyeluruh untuk memastikan siapa pengguna maupun kepentingan penggunaan kendaraan tersebut,” kata Brigjen TNI Frega dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Brigjen TNI Frega menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan sanksi tegas terhadap anggotanya jika terbukti melakukan aktivitas tidak terpuji itu.
Di satu sisi, dia meminta masyarakat tidak berspekulasi terkait dengan video tersebut dan menunggu penelusuran internal Kemhan untuk membuktikan kebenarannya.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk tidak terburu-buru menarik kesimpulan,” kata Brigjen TNI Frega.
Pada era digital saat ini, menurut dia, diseminasi informasi dapat dengan mudah terjadi misinformasi dan disinformasi tanpa konteks yang utuh.
(Saepul)