BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Danau Toba, destinasi wisata populer di Sumatera Utara, terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Namun, ada juga mitos yang masih menjadi misteri di Danau Toba, bekas kawah gunung purba ini.
Luasnya danau, air terjun yang mengelilinginya, dan panorama alamnya menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.
Namun, di balik keindahan tersebut, terdapat sejumlah mitos yang dipercaya oleh masyarakat setempat, menambah aura mistis dan misteri di sekitar Danau Toba.
1. Ikan Mas Raksasa dan Legenda Terbentuknya Danau Toba
Legenda Danau Toba dan Pulau Samosir menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Toba yang menangkap ikan mas raksasa yang bisa berbicara. Ikan tersebut memohon agar tidak dimasak.
Sebagai ucapan terima kasih, ikan mas raksasa tersebut berubah menjadi putri yang sangat cantik. Toba kemudian menikahi putri jelmaan ikan mas tersebut dan mereka memiliki seorang putra bernama Samosir.
Namun, ketika Samosir memakan makanan yang seharusnya untuk ayahnya, Toba marah dan tanpa sadar menyebut Samosir sebagai anak ikan.
Dia melanggar sumpahnya untuk merahasiakan asal-usul sang istri. Akibatnya, terjadi banjir besar yang membentuk Danau Toba dan Pulau Samosir.
Mitos ini juga mengatakan bahwa menangkap ikan mas raksasa bisa membawa bencana jika dibawa pulang. Selain itu, ada juga mitos yang menyebutkan adanya tiga ekor ikan mas raksasa berukuran 10 meter, masing-masing berwarna merah, hitam, dan putih, yang kini lekat dengan warna dalam kebudayaan Batak. Ikan tersebut dipercaya sebagai penunggu danau yang sudah ada sejak zaman dahulu.
2. Batu Gantung Menangis dan Tangisan Misterius
Batu Gantung Menangis, tempat wisata terkenal dengan pahatan batu yang menggantung di tepi Danau Toba, juga menyimpan mitos. Menurut warga sekitar, mitos Batu Gantung bermula dari cerita seorang gadis bernama Seruni yang dipaksa dijodohkan oleh orang tuanya.
Menolak dijodohkan, Seruni kemudian memutuskan untuk bunuh diri dengan melompat dari tepi jurang Danau Toba bersama anjing kesayangannya.
Pada saat akan melompat, rambutnya tersangkut di ranting pohon sehingga ia bergantung di pepohonan bersama anjingnya. Sejak itu, tempat ini dikenal dengan sebutan Batu Gantung.
Danau Toba juga memiliki mitos suara tangisan misterius. Penduduk dan pengunjung mengaku sering mendengar suara tangisan misterius, terutama pada saat malam hari.
Konon, suara tersebut merupakan tangis kesedihan para korban yang tenggelam di Danau Toba. Di balik keindahannya, danau tersebut menyimpan sejumlah tragedi tenggelamnya kapal yang menelan korban jiwa, seperti tenggelamnya KM Peldatari I pada 1997 dan KM Sinar Bangun pada 2018.
3. Santabbi Oppung: Menghormati Penunggu Danau
Menjaga sopan santun dan tingkah laku di alam menjadi hal penting di Danau Toba. Mengucapkan “Santabi Oppung” yang berarti “permisi“, merupakan bentuk penghormatan dan meminta izin pada penunggu danau.
Santabbi oppung merupakan sebuah salam kepada para penghuni tak kasat mata untuk meminta izin mampir ke wilayah sekitar Danau Toba.
Pengunjung Danau Toba juga diwajibkan untuk menjaga tata krama dan perkataannya. Penduduk maupun pengunjung mengucapkan kalimat tersebut pada saat berkeliling di sekitar danau atau saat melakukan perjalanan menuju Danau Toba. Konon, jika tidak mengucapkan “Santabi Oppung”, mesin kendaraan akan mati.
4. Naga Penghuni Danau Toba
Masyarakat sekitar Danau Toba percaya bahwa Danau Toba dihuni oleh seekor naga. Disebutkan bahwa naga tersebut adalah Samosir, anak Toba di cerita legenda yang terkenal dari Sumatra Utara. Konon, anak laki-laki tersebut berubah menjadi seekor naga dan menjadi penjaga Danau Toba.
Sedangkan, menurut folklore orang Batak Toba, Naga Padoha Ni Aji atau Raja Padoha merupakan penopang Danau Toba dan Tanah Batak.
Naga yang memiliki tabiat buruk kemudian diikat di dalam tanah oleh Deak Parujar (putri Mulajadi Nabolon) atas bantuan Mulajadi Nabolon (Pencipta). Naga tersebut diberi tanggung jawab untuk menjaga kehidupan di Bumi.
Meski keberadaannya belum dapat dibuktikan, tetapi para nelayan mengaku pernah melihat makhluk besar bersisik menyerupai ular berenang di danau dengan panjang mencapai setengah keliling Danau Toba.
5. Begu Ganjang: Makhluk Mistis Pencabut Nyawa
Mitos berikutnya adalah tentang sosok makhluk mistis yang dipercaya oleh sebagian masyarakat Sumatra Utara yang disebut Begu Ganjang. Menurut masyarakat sekitar, Begu Ganjang merupakan sosok mahluk yang tinggal di sekitar Danau ini.
Dia berwujud tinggi dan berambut panjang. Banyak orang percaya bahwa masyarakat sekitar yang melihat sosok misterius ini kerap tiba-tiba sakit atau meninggal secara mencurigakan.
Sebagian masyarakat percaya bahwa Begu Ganjang adalah sosok hantu yang digunakan oleh orang yang memiliki ilmu hitam untuk guna-guna atau santet. Menurut kepercayaan masyarakat Sumatera Utara, makhluk tersebut dikisahkan sering menculik pada saat malam telah tiba.
Sedangkan menurut kepercayaan masyarakat Batak di sekitar Danau Toba, Begu Ganjang merupakan sosok pencabut nyawa. Orang yang melihat sosoknya akan menderita sakit hingga mati secara perlahan. Ada pula orang yang tiba-tiba hilang setelah melihatnya.
BACA JUGA : Mitos Gunung Lewotobi Laki-Laki Terkuak: 10 Nyawa Melayang
6. Boneka Sigale-gale yang Bisa Menari
Boneka sigale-gale merupakan salah satu ikon budaya Batak yang unik. Tarian sigale-gale sering diadakan sebagai bentuk hiburan atau sebagai bagian dari upacara adat. Meskipun terbuat dari kayu, boneka sigale-gale memiliki kemampuan menari secara otomatis.
Kisahnya mengatakan bahwa boneka ini awalnya diciptakan untuk menghibur seorang raja Batak yang sangat berduka kehilangan anaknya. Boneka ini dirancang menyerupai sang anak yang telah meninggal, dan digunakan dalam serangkaian ritual untuk mengundang semangat atau roh sang anak agar menempati boneka sigale-gale tersebut.
7. Mengucapkan Permisi Sebelum Mandi
Menurut kepercayaan mistik, sebelum seseorang merendam diri di Danau Toba, mereka diharapkan untuk meresapi makna yang lebih dalam dan mengucapkan permohonan izin terlebih dahulu.
Hal itu ebagai tanda penghormatan kepada entitas gaib yang dipercayai mendiamkan diri dalam perairan danau tersebut. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa mereka tidak mengganggu kedamaian makhluk halus yang konon bersemayam di dalam danau.
Mitos-mitos yang menyelimuti Danau Toba ini menjadi bagian integral dari budaya dan kepercayaan masyarakat sekitar. Meskipun tidak semua orang mempercayai mitos-mitos tersebut, namun keberadaan cerita-cerita ini menambah kekayaan budaya dan daya tarik tersendiri bagi Danau Toba.
(Hafidah Rismayanti/Aak)