CIANJUR, TEROPONGMEDIA.ID — Gunung Gede Pangrango tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga menyimpan kisah mistis tentang misteri Eyang Surya Kencana.
Eyang Surya Kencana adalah sosok gaib yang dipercaya sebagai penguasa kerajaan jin di puncak Gunung Gede. Legenda turun-temurun ini hingga kini masih diyakini masyarakat sekitar, terutama warga Cianjur,Jawa Barat.
Keturunan Bupati dan Jin
Eyang Surya Kencana bernama lengkap Raden Surya Kencana Winata Mangkubumi, disebut-sebut sebagai putra Arya Wiratanudatar, Bupati pertama Cianjur, dan Indang Sekesih, putri raja jin Islam.
Konon, ayahnya menerima perjodohan ini saat bertafakur, hingga akhirnya dikaruniai tiga anak, termasuk Surya Kencana yang diyakini memiliki kekuatan supranatural.
Karena kenakalannya, Surya Kencana dan adiknya, Indang Kancana, diasingkan ke gunung. Surya Kencana menetap di Gunung Gede dan kelak dipercaya mendirikan kerajaan gaib di Alun-alun Surya Kencana, lengkap dengan istana Leuit Salawe Jajar—lumbung padi mistis yang konon hanya terlihat oleh orang tertentu.
Penyebar Islam dan Penjaga Gunung
Tak hanya sebagai penguasa gaib, Eyang Surya Kencana juga dianggap sebagai salah satu penyebar Islam di Cianjur, melanjutkan peran ayahnya. Masyarakat meyakini ia masih “hadir” dalam acara-acara besar di Cianjur.
Di Gunung Gede, beberapa titik dianggap sebagai petilasannya, termasuk batu besar berbentuk pelana kuda di Alun-alun Surya Kencana.
Kawasan lain seperti Kawah Ratu, Lawang Saketeng (pintu dimensi lain), dan Kawah Lanang juga dipercaya dijaga oleh makhluk halus, seperti Mbah Kalijaga dan Mbah Sera.
Mengutip laman Info Gepang, sejarah Kabupaten Cianjur menyimpan kisah unik tentang Raden Surya Kencana Winata Mangkubumi, putra Pangeran Aria Wiratanudatar atau Eyang Dalem Cikundul – pendiri Cianjur.
Legenda turun-temurun ini mengisahkan tentang keturunan bupati yang memiliki hubungan dengan dunia gaib.
Menurut literasi sejarah setempat, Pangeran Aria Wiratanudatar menikahi Nyai Tina Dewisrina yang merupakan perwujudan tiga jin bernama Arum Wangi, Arum Endah, dan Arum Sari. Mereka adalah putri dari Syekh Zubaedi, raja jin Islam dari Negeri Batu Agung di wilayah Sagalaherang, Subang.
Dari pernikahan ini lahirlah tiga putra: Raden Suryakencana yang kemudian tinggal di Gunung Gede, Raden Sukaesih Garancang Kancana di Gunung Ciremai, dan Raden Andaka Wirusajagat di Gunung Kumbang, Karawang.
Pangeran Aria Wiratanudatar sendiri memiliki nama kecil Raden Jayasasana, putra Raden Aria Wangsa Goprana.
Bersama saudaranya, Panembahan Giri Laya, mereka dikenal sebagai generasi pertama dari Munding Sari yang memeluk Islam dan menjadi ulama besar.
Keduanya mendirikan pesantren di wilayah Sagalaherang, menjadi bukti peran penting keluarga ini dalam penyebaran Islam di Jawa Barat.
Kisah ini hingga kini tetap hidup dalam tradisi lisan masyarakat Cianjur, meskipun kebenarannya sulit dibuktikan secara ilmiah.
Ini adalah warisan budaya yang menjadi bagian dari identitas masyarakat Cianjur,” ujar seorang sejarawan lokal.
BACA JUGA
Aktivitas Gempa Gunung Gede Meningkat, Waspadai Letusan Freatik: Pendaki Jangan Nekat!
Sejarah Letusan Gunung Gede dan Potensi Ancaman di Masa Depan
Warisan Budaya yang Tetap Hidup
Kisah Eyang Surya Kencana tercatat dalam Naskah Asmarandana, yang mengisahkan sejarah Cianjur. Makamnya pun diklaim berada di Vihara Maha Brahma, Bogor. Meski begitu, cerita ini tetap menjadi bagian dari tradisi lisan yang dipercaya turun-temurun.
Legenda ini bukan sekadar dongeng, tapi dianggap sebagai sejarah spiritual masyarakat Cianjur. Hingga kini, pendaki Gunung Gede kerap menghormati tempat-tempat yang dianggap keramat, meski kebenarannya tetap menjadi misteri.
(Aak)